Ekspor 'Tanah Jarang' Akan Dibatasi, Strategi China Hadapi AS

Kemala Putri . June 18, 2019
Teknologi.id - Lembaga perencana ekonomi China mengkonfirmasi kemungkinan pengendalian ekspor logam 'tanah jarang'. Sepertinya logam tersebut benar-benar akan menjadi senjata China menghadapi Amerika Serikat (AS) dalam perang dagang. Dilansir dari laman Daily Mail, Selasa (18/6/2019), National Development and Reform Commission mengungkap bahwa mereka telah berbicara dengan para pakar industri, perusahaan-perusahaan terkait dan pejabat regional. Hasilnya, disarankan agar Komisi itu membatasi ekspor tanah jarang. NDRC mengatakan akan merilis serangkaian kebijakan untuk industri tanah jarangnya sesegera mungkin. Juru bicara NDRC mengatakan tanah jarang punya nilai istimewa sebagai sumber daya strategis China.

Baca juga: Masih Berlanjut, China Akan Balas AS dengan ‘Rare Earth’

Juru bicara itu menambahkan bahwa China ingin membantu negara-negara lain mengembangkan mineral tanah jarangnya, tetapi hanya jika kolaborasi mereka saling menguntungkan. "Negara-negara tertentu mengabaikan regulasi perdagangan dunia dan merusak rantai industri global. Kami sangat menentang hal ini," kata sang juru bicara. "Siapapun yang berupaya memakai produk yang dibuat dengan tanah jarang China untuk menekan dan menghentikan perkembangan China, kami juga sangat menentang hal itu," imbuhnya. Media pemerintah China, Global Times, mengatakan bahwa perusahaan yang memproduksi perangkat militer AS kemungkinan akan mendapat pembatasan tanah jarang. Rakyat China juga diminta berjuang bersama-sama dalam menghadapi AS.

Baca juga: AS Masukkan Huawei di Daftar Hitam, China Rencanakan Serangan Balasan?

'China tidak akan takut akan ancaman atau tekanan apa pun yang dibuat Amerika Serikat yang dapat meningkatkan friksi ekonomi dan perdagangan. China tidak punya pilihan, atau rute untuk menghindar, dan kita hanya harus melawan sampai akhir, " ujar Global Times. "Tak ada satupun, tak ada kekuatan yang bisa meremehkan orang China dan kekuatannya serta kegigihan untuk berperang," imbuhnya. Sebagai informasi, tanah jarang adalah kelompok 17 elemen kimia yang mayoritas diproduksi di China. Logam-logam tersebut sangat penting dalam produksi perangkat elektronik, stasiun nuklir sampai industri pertahanan.

Baca juga: China Buka Markas Simulasi Planet Mars di Gurun Gobi

Tanah jarang merupakan bahan penting bagi AS. Kontraktor alat pertahanan AS seperti Raytheon dan Lockheed Martin memanfaatkannya untuk membuat sistem pemandu high end dan sensor misil serta platform militer lain. Tak hanya itu, pesawat tempur generasi kelima milik AS yaitu F-35 Lighting II Joint Strike Fighter, membutuhkan 417 kilogram tanah jarang. Jika China benar-benar menghentikan ekspor, AS akan kalang kabut karena Negeri Paman Sam itu praktis tak punya kapabilitas untuk memproduksinya. Sementara itu, AS dilaporkan bergantung pada China untuk pasokan sekitar 80% tanah jarang. (dwk)
author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar