Teknologi.id - Di balik pesatnya perkembangan teknologiartificial intelligence(AI). Ada rasa khawatir akan kemungkinan terjadinya skenario di mana AI merebut sebagian besar pekerjaan manusia. Di tempat lain, mereka yang berjiwa optimis berpikiran bahwa profesi di bidang seni masih aman dari bidikan AI, namun apakah benar demikian?
Sebuah eksperimen yang dilakukan Yamaha dapat membuka pandangan kita bahwa AI juga memiliki potensi di ranah seni. Namun jangan buru-buru menyimpulkan bahwa AI akan menjadi penyebab banyaknya seniman yang pensiun. Dari kacamata positif, ini bisa dilihat sebagai cara baru untuk mengekspresikan diri melalui perpaduan seni dan teknologi.
Eksperimen yang dimaksud adalah mengubah seorang penari menjadi pianis dengan AI Yamaha. Dengan cara menerjemahkan setiap pergerakan tubuhnya menjadi input tuts piano. Penarinya pun bukan orang sembarangan, melainkan seorang Kaiji Moriyama yang sudah banyak mendapatkan berbagai macam penghargaan.
Tubuh atletis sang penari dipasangi empat jenis sensor yang berbeda untuk membaca pergerakannya. Selanjutnya, AI Yamaha ini akan bertugas menganalisa sinyal yang berasal dari sensor tersebut, mengolahnya dengandatabase melodi yang ada menjadi data MIDI. Sebelum akhirnya mengirimkan semua informasi tersebut ke piano Yamaha Disklavier. Tentu saja semuanya berlangsung secarareal-time.
Jika hanya didengarkan sedikit-sedikit lantunan suara pianonya mungkin terdengar seperti musik yang aneh. Namun ketika didengarkan sepenuhnya, lengkap dengan iringan dari Berlin Philharmonic Orchestra Scharoun Ensemble yang sinkron, komposisinya jadi terdengar unik, seperti yang bisa disimak pada video di bawah.
Sumber: DailySocial(FM)
Tinggalkan Komentar