Foto: Britannica
Teknologi.id – Hari ini, Senin 8 Maret merupakan hari yang diperingati sebagai Hari Perempuan Sedunia. Di era saat ini, perempuan sudah tidak dapat dipandang sebelah mata lagi untuk urusan pekerjaan, bahkan di bidang IT.
Berikut, deretan perempuan hebat yang menguasai industri IT di era saat ini.
Sheryl Sandberg
Foto: Forbes
COO Facebook Sheryl Sandberg ditahbiskan sebagai Wanita Paling Berpengaruh di Dunia Teknologi versi Forbes pada Juni 2016. Secara keseluruhan, dia menduduki posisi ketujuh daftar Wanita Paling Berpengaruh di Dunia.
Dengan kekayaan pribadi sebesar US $ 1,4 miliar, wanita berusia 51 tahun ini tidak hanya merepresentasikan eksekutif perusahaan raksasa di dunia, Sandberg menunjukkan bahwa wanita juga mampu memimpin perusahaan papan atas dunia.
Susan Wojcicki
Foto: Britannica
CEO YouTube Susan Wojcicki menduduki posisi kedua Wanita Paling Berpengaruh di Dunia IT versi Forbes. Dia hanya kalah dari COO Facebook Sheryl Sandberg. Kekayaannya tercatat mencapai US$ 350 juta.
Wanita berusia 52 tahun ini tercatat sebagai pegawai Google ke-16. Dia memimpin YouTube sejak 2014. Dia merupakan orang yang mendesak para petinggi Google untuk membeli YouTube pada 2006. Google pun membeli platform video terbesar di dunia tersebut dengan nilai US$ 1,65 miliar. Kini YouTUbe memiliki lebih dari 1 miliar pengunjung setiap bulan dan memiliki nilai sekitar US$ 70 miliar.
Sri Widowati
Foto: Femina
Facebook menunjuk Sri Widowati sebagai kepala kantor perwakilan Facebook di Indonesia pada Maret 2016 silam. Sri diminta memperluas pasar dan meningkatkan pertumbuhan pengguna Facebook.
Sebelum memimpin Facebook Indonesia, Sri menggeluti industri produk kecantikan selama 20 tahun.Wanita yang akrab disapa Wido ini awalnya mengenyam karir di sebuah perusahaan consumer goods asal Eropa. Sebelas tahun dia mengembangkan perusahaan tersebut di Indonesia. Setelah itu, dia pindah ke perusahaan kosmetik kenamaan dunia. Di sana dia mengendalikan perusahaan untuk wilayah Asia Tenggara.
Baca juga: Prediksi Masa Depan Digital Marketing di Era New Normal
Catherine Hindra Sutjahyo
Foto: SWA
Pada 2012, Catherine Hindra Sutjahyo menggebrak dunia e-commerce di Indonesia. Bersama Hadi Wenas, wanita berusia 34 tahun tersebut membuat Zalora. Respons publik tanah air pun bagus. Dalam waktu dua tahun, Zalora mengantongi nilai sebesar US$ 200 juta (Rp 2,6 triliun) dari sejumlah investor besar.
Setelah setengah tahun menimba ilmu di Amerika Serikat, wanita berusia 38 tahun ini bergabung di jaringan Alfamart sebagai Chief Executive Officer Alfaonline pada Maret 2016. Dua bulan kemudian, Alfaonline berganti nama menjadi Alfacart.
Berkat sentuhan midas Catherine, dalam lima bulan 7.000 gerai Alfamart terintegrasi dengan Alfacart. Alfacart pun masuk delapan besar e-commerce versi Alexa.
Dian Siswarini
Foto: Kompas
Dian Siswarini ditunjuk menjadi CEO PT XL Axiata sejak April 2015. Di bawah kepemimpinannya, pengguna XL tercatat sebanyak 41,5 juta. Berdasarkan laporan audit sembilan bulan pertama di 2016, XL dilaporkan berhasil mencatatkan laba bersih selama periode sembilan bulan pada 2016 dibandingkan dengan rugi bersih tahun sebelumnya.
Dia berkecimpung di dunia telekomunikasi sejak lulus dari Teknik Elektro di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1991. Pada 1996, Dian bergabung dengan PT Excelcom–cikal bakal PT XL Axiata–sebagai radio engineer. Segudang pengalaman pernah dikecapnya selama di XL. Di antaranya ketika ditugaskan di induk usaha XL, PT. Axiata di Malaysia, sebagai Group Chief of Marketing and Operation Officer.
Dhyta Caturani
Foto: Tempo
Dhyta Caturani dikenal sebagai aktivis sosial yang getol melantangkan isu demokratisasi. Wanita berusia 46 tahun ini memanfaatkan berbagai media termasuk internet dan media sosial. Berbagai gerakan diinisiasinya. Di antaranya Purplecode, komunitas pemerhati gender dan teknologi.
Berkat aktivitas dan ketekunannya, jebolan jurusan Sosiologi Universitas Gadjah Mada ini menjadi langganan pembicara terkait internet. Bahkan, dia aktif di forum internasional. Dhyta diundang di Internet Governance Forum, forum yang diinisiasi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk membicarakan isu-isu Internet dan aktif di Feminist Principle of the Internet
Marissa Mayer
Foto: Wired
Namanya dikenal luas saat didapuk sebagai CEO Yahoo pada 2012, ketika usianya 37 tahun. Penunjukan ini cukup ‘menggemparkan’ dunia teknologi karena beberapa hal. Pertama, saat itu ia menjadi satu dari 20 CEO perempuan yang dipercaya memimpin perusahaan Fortune 500. Kedua, pada saat itu Yahoo sedang dililit banyak masalah, harga saham yang terus turun, ancaman pengurangan karyawan, hingga penurunan revenue. Penunjukan Mayer, diharap bisa memutar balikkan kondisi Yahoo.
Sebelum bergabung dengan perusahaan teknologi terkemuka ini, ia menjalani karirnya di Google, di bidang pengembangan produk. Mayer adalah orang di balik beberapa produk unggulan Google. Sebut saja Google Maps, Google Earth, Street View, Google News dan Gmail. Dikenal memiliki mata yang detail mengulik desain, Mayer sangat memperhatikan penampilan dan keterpakaian produk-produk Google, yang menjadi karakteristik Google experience itu sendiri.
(MIM)
Tinggalkan Komentar