
Teknologi id – Adanya perang Rusia dan Ukraina, serta keadaan China yang mengalami lockdown memberikan tambahan tekanan pada rantai pasokan yang belum pulih, dan memprediksi adanya resesi global. Namun, ancaman tersebut tak membuat orang terkaya di dunia versi Forbes, sekaligus Bos Tesla dan SpaceX, Elon Musk khawatir, bahkan menyebutnya sebagai hal baik.
"Ini sebenarnya hal yang baik. Sudah terlalu lama uang diberikan ke orang-orang bodoh. Beberapa kebangkrutan perlu terjadi," ucapnya menanggapi pertanyaan pengguna di Twitter, dikutip dari The Guardian, Kamis (2/6/2022).
Yes, but this is actually a good thing. It has been raining money on fools for too long. Some bankruptcies need to happen.
Also, all the Covid stay-at-home stuff has tricked people into thinking that you don’t actually need to work hard. Rude awakening inbound!
"Juga, semua hal soal Covid-19, tinggal di rumah menipu orang untuk berpikir bahwa Anda sebenarnya tidak perlu bekerja keras" tambahnya.
Baca juga: Diduga Fenomena Bubble Burst, Startup Lakukan PHK Massal
Based on past experience, about 12 to 18 months. Companies that are inherently negative cash flow (ie value destroyers) need to die, so that they stop consuming resources.
Bagi Elon Musk, ia mengklaim resesi baik karena perusahaan yang secara inheren memiliki arus kas negatif harus mati. Dengan begitu perusahaan-perusahaan itu akan berhenti menyerobot sumber daya yang seharusnya mengalir ke perusahaan sehat.
Namun pada faktanya, Tesla turut tumbuh dengan penggalangan modal US$20 miliar dari 2010 hingga 2018 sambil membukukan arus kas negatif US$9 miliar. Tahun lalu, merupakan tahun penuh pertama perusahaan menghasilkan laba.
Tesla juga bertahan karena paket stimulus yang dibuat pemerintah Amerika Serikat (AS). Misalnya pada 2009, perusahaan menerima pinjaman US$465 juta sebagai bagian dari paket stimulus federal, yang pada dasarnya untuk membayar pengembangan dan pembuatan Model S.
Baca juga: Permasalahan Medium Startup dan Solusinya?
Tesla juga mendapatkan keringanan pajak untuk kendaraan ramah lingkungan dan rutin membantu dirinya sendiri untuk subsidi perusahaan. Dan sejak Agustus lalu, perusahaan menerima insentif sekitar US$64 juta untuk pindah ke Austin Texas dan membangun pabrik baru Giga Texas.
Perusahaan Elon Musk lain juga mendapatkan manfaat dari ini. Pada tahun 2015 lalu, LA Times melaporkan jumlahnya hampir US$5 miliar dalam bentuk dukungan pemerintah, termasuk SpaceX yang mendapatkan kontak US$2,89 miliar dengan NASA dan kontrak angkatan udara senilai US$653 juta.
(na)
Tinggalkan Komentar