Bagaimana awal mula ide mendirikan GeekHunter?
Sebenarnya bukan berawal dari ide, GeekHunter didirikan karena aku pribadi mempunyai mimpi untuk menjadi seorang pemilik bisnis sejak SMA, walaupun saat itu aku belum tahu akan berbisnis di bidang apa. Lalu keinginanku itu semakin kuat saat aku berkuliah di SBM ITB, disana aku banyak mempelajari mengenai entrepreneurship, manajemen, dan lain sebagainya. Setelah aku lulus, layaknya anak kuliah yang baru lulus pada umumnya, aku sempat panik saat teman-temanku banyak yang mendaftar kerja. Akhirnya saat itu aku mendaftar kerja di P&G dan diterima sebagai Account Manager yang mengurus sales. Lalu setelah itu aku pernah coba untuk mendirikan start up yang namanya Ngubek.com, namun saat itu start up yang didirikan tidak berhasil karena ada berbagai konflik dan juga saat itu aku masih kurang pengalaman. Dan pengalamanku di ranah rekruitmen dimulai saat aku bekerja di Shell Indonesia, disana aku menjadi job recruiter. Setelah bekerja di Shell, aku ikut start up incubator asal Denmark yang namanya Contenga International di Bali, disana tugasku adalah set up perusahaan itu dari awal dari mulai karyawan, hingga programmernya yang bertotal 25 orang itu aku hire sendiri. Dari situ, atasanku mulai berpikir untuk membuat development office di Indonesia dan tentunya lebih banyak karyawan yang harus aku hire. Dan saat itu aku mulai banyak mencari talent-talent termasuk programmer, dan aku pun mulai menyadari kalau aku memang suka bekerja di ranah ini dan ingin memiliki sebuah recruitment agency sendiri. Di tahun 2013 aku pulang ke Bandung, dan karena saat itu aku belum memiliki capital untuk mendirikan sebuah start up, akhirnya aku memutuskan untuk menjadi dosen di SBM ITB sambil masih menjalankan proyek rekruitmen. Sampai akhirnya aku dapat proyek besar dari perusahaan asal Malaysia dan perusahaan game asal Korea Selatan yang mau set up company di Bandung dan sedang mencari programmer. Dan proyek itu aku kerjain bareng sama Co-Founder aku, Yunita Anggraeni. Setelah proyek besar itu selesai kita kerjain, makin banyak proyek berdatangan dan ternyata kebutuhan akan programmer itu banyak banget, dan saat itulah akhirnya GeekHunter didirikan di tahun 2013. Jadi kalau ditanya idenya datang darimana, jawabannya adalah karena saat itu kebutuhan akan programmer sedang tinggi dan kebetulan di waktu yang sama aku sudah punya expertise di bidang itu.Cari programmer di Indonesia itu susah gak?
Gampang-gampang susah. Programmer di Indonesia itu sebenarnya banyak, tapi kalau cari yang benar-benar oke dan qualified itu sedikit dan harus benar-benar dicari. Karena tergantung mereka skillnya apa, karena seringkali programmer yang bagus skillnya di programming language A belum tentu skillnya bagus di programming language B. Di Indonesia sendiri ada banyak sekali programmer, susahnya karena kami harus mencari programmer yang skillnya benar-benar sesuai dengan permintaan klien.Tujuan dan target bisnis dari GeekHunter itu apa sih?
The reason of our existence itu sebenarnya ada tiga. Yang pertama adalah kami ingin membantu company untuk hire the right programmer. The right programmer maksudnya adalah dalam hal penguasaan skill serta attitude kerja yang baik. Lalu yang kedua kami ingin membantu programmer-programmer Indonesia untuk mendapatkan karir yang bagus. Dan yang terakhir, kami ingin membantu programmer-programmer Indonesia agar bisa go international karena klien kami juga tak hanya berasal dari Indonesia tapi juga ada dari Singapura, Malaysia, Australia, Korea Selatan, dan di Amerika Serikat.Bagaimana proses para Founder dalam memvalidasi ide ke dalam kondisi real di pasar/industri?
Find your first buyer. Kira-kira siapa yang akan menjadi klien pertama bisnis kami dan apakah calon klien membutuhkan jasa kami untuk menyelesaikan permasalahannya dan setelah itu jika sudah mendapatkan first buyer, mintalah feedback, dari situ kami tahu apa yang perlu di improve dari bisnis ini. Dan setelah itu jangan berhenti melakukan perbaikan, improve, improve, dan improve terus.Menurut Ken sendiri, bagaimana pertumbuhan programmer di Indonesia? Apa sudah sesuai dengan kebutuhan industri?
Jadi sebenarnya gini, siswa yang baru lulus SMA itu seringkali bingung mereka mau kuliah dimana dan banyak juga yang mengambil jurusan IT tapi sebenarnya mereka gak sungguh-sungguh punya passion disitu. Berdasarkan research, rata-rata dari 100 orang mahasiswa jurusan IT, hanya 25 persen yang benar-benar ingin jadi programmer. Kebanyakan dari mereka berpikir bahwa programmer itu career pathnya gak bagus dan salary nya kecil. Tapi sebenarnya itu salah besar! Ada salah seorang talent kami, seorang iOS Developer, dia baru punya pengalaman 2 tahun dan umurnya pun baru 24 tahun, tapi salarynya sekarang sudah mencapai 18 juta. Jadi sebenarnya programmer di Indonesia yang benar-benar memiliki passion di bidang programming dan memiliki keahlian, itu yang susah dan saat ini masih sedikit sedangkan kebutuhan akan programmer semakin meningkat.Apakah GeekHunter turut serta dalam membentuk programmer?
Saat ini kami lebih ke support untuk itu, dan untuk membuat sebuah training untuk programmer kami belum sampai kesana. Hanya saja jika pemerintah punya program training kami bisa bantu support, terus kalau misalnya ada acara-acara IT juga bisa kami bantu. Kami sendiri lebih ke pendekatan ke komunitas-komunitas sih sebenarnya.Misi jangka panjang GeekHunter akan seperti apa sih?
Sebenarnya kami masih ingin berfokus ke ranah rekruitmen talent, tapi tidak menutup kemungkinan kedepannya mungkin akan berfokus juga ke ranah HR karena sudah ada demand juga untuk mengadakan training tech rectuiter khusus untuk ranah itu. Jadi kedepannya kami ingin mengadakan training untuk tech recruiter dan yang kedua kami juga sedang melakukan riset untuk membuat sister company di Singapura dan Vietnam. Karena tujuan kami sebenarnya ingin bisa go international, jadi kami pikir kami bisa memulai untuk mendirikan sister company dimulai dari yang dekat dulu yaitu di Singapura. Dan untuk di Vietnam, kebetulan baru-baru ini ada perusahaan di Vietnam yang ngajak untuk join venture disana.Nah, itulah sekilas wawancara Teknologi.id dengan Ken Ratri Iswari, CEO dan Founder dari GeekHunter. Jadi, untuk kalian para perempuan jangan takut untuk berkiprah di industri IT, walau memang industri IT di dominasi oleh laki-laki, bukan tidak mungkin perempuan juga mampu melakukannya. Terlebih saat ini kebutuhan akan talent IT semakin tinggi dan itu berarti kesempatanmu untuk berkarir di industri ini semakin terbuka lebar!
Tinggalkan Komentar