Foto: Unsplash Teknologi.id - Hustle culture merupakan istilah yang sering didengar di dunia pekerjaan. Ada yang merasa ini merupakan hal baik, tetapi ada juga yang menentangnya habis-habisan karena memiliki dampak buruk untuk jangka panjang. Melansir Impact Plus, hustle culture adalah standar di masyarakat yang menganggap bahwa kamu hanya bisa mencapai sukses kalau benar-benar mendedikasikan hidup untuk pekerjaan dan bekerja sekeras-kerasnya. Budaya ini menjadi suatu hal yang normal karena tidak dibuat batasan jelas antara kehidupan profesional dan pribadi. Atasan dapat meminta bawahannya untuk melakukan apa saja tanpa kenal waktu, bawahan pun merasa punya tuntutan untuk memenuhi hal tersebut. Sebenarnya memang tak salah kalau ingin bekerja keras dan mengedepankan pekerjaan. Namun, akan berdampak buruk jika kamu sampai tidak bisa menikmati hidup dan tak punya prioritas lain selain bekerja. Berikut adalah dampak-dampak buruk dari hustle culture: Stres berlebihan Burnout Terkena penyakit fisik Tidak punya waktu untuk kehidupan pribadi Jika ditanya apa dampak baiknya, dapat dibilang hampir tak ada. Istilahnya seperti ketika atasan sering menghubungi di akhir pekan dan malam hari, meminta kamu untuk mengerjakan planning untuk sebuah proyek. Merasa perlu memenuhi standar hustle culture agar bisa sukses, kamu pun terpaksa menyanggupinya terus-menerus. Menurut hasil riset Forbes, kita dapat menyimpulkan bahwa hustle culture adalah budaya yang sia-sia. Pasalnya, banting tulang puluhan jam per minggu dan membiarkan dirimu istirahat sesekali bisa membuahkan hasil akhir yang sama saja. Lalu, mengapa tidak memilih opsi kedua yang jelas lebih baik untuk jangka pendek dan panjang? (DS)
Tinggalkan Komentar