Teknologi.id - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa upaya karantina wilayah (lockdown) yang diterapkan oleh banyak negara takkan mampu melawan keganasan virus corona (Covid-19).
Mike Ryan, pakar darurat WHO, mengungkap bahwa upaya lockdown tersebut haruslah didukung dengan langkah-langkah kesehatan masyarakat yang memadai untuk menghindari kebangkitan virus pada kemudian hari.
Baca juga: Kolaborasi Gojek-Halodoc-Kemenkes Rilis Layanan Check COVID-19
"Bahayanya lockdown adalah, jika kita tidak menerapkan langkah kesehatan masyarakat yang kuat, ketika aturan pembatasan gerak dan lockdown dihentikan, maka bahaya penyakit akan muncul lagi," ujarnya, seperti dikutip dari Reuters, Senin (23/3/2020).
Ryan menambahkan ada banyak langkah kesehatan masyarakat yang harus diterapkan untuk melawan keganasan virus ini.
"Yang benar-benar perlu kita fokuskan adalah menemukan mereka yang sakit, mereka yang memiliki virus, dan mengisolasi mereka, menemukan kontak mereka dan mengisolasi mereka," tambahnya.
Ryan mengatakan kasus di China, Singapura, dan Korea Selatan yang menggalakkan pengujian pada setiap kemungkinan pasien Covid-19 disamping upaya lockdown yang ketat, telah berhasil menekan laju pertumbuhan kasus baru virus tersebut.
Menurutnya hal tersebut bisa menjadi contoh bagi negara-negara di Eropa yang justru saat ini menggantikan posisi Asia sebagai pusat pandemi.
Bila dibandingkan China yang telah menginfeksi 81.093 orang dengan korban tewas 3.270 orang, Italia justru kini mengambil alih posisi China sebagai negara dengan jumlah kematian terbanyak di seluruh dunia.
Dari total 59.138 kasus terinfeksi virus Covid-19 di Italia, total kematian hingga saat ini sebanyak 5.476 orang yang juga menjadikannya sebagai negara dengan persentase kematian tertinggi.
Vaksin corona
Terkait vaksin corona yang saat ini tengah dikembangkan dan kapan akan bisa segera digunakan, Ryan meminta semua orang untuk berpikir realistis.
"Kita harus memastikan bahwa itu (vaksin) benar-benar aman digunakan. Kita memperkirakan mungkin butuh waktu setidaknya setahun," ujar Ryan.
Hingga saat ini memang baru vaksin dari AS yang sudah mulai diuji coba pada manusia. Untuk itu Ryan meminta semua orang untuk memfokuskan pada apa yang bisa dilakukan saat ini untuk melawan Covid-19.
"Vaksin pasti akan ditemukan. Tapi untuk sekarang, kita harus melakukan apa yang bsia dilakukan sekarang," tutupnya.
(dwk)
Tinggalkan Komentar