Berapa Lama Antibodi Kuat Lawan Corona?

Sutrisno Zulikifli . May 17, 2020

Ilustrasi virus corona (Foto: Shutterstock)


Teknologi.id - Antibodi ialah hal yang begitu penting untuk menangkal virus corona agar tidak menggerogoti sistem kesehatan manusia. Sembari menanti vaksin yang sedang dikembangkan oleh lembaga-lembaga kesehatan dan negara-negara, banyak orang mengkonsumsi vitamin untuk menguatkan antibodi atau mengubah pola hidup untuk menstimulus antibodi mereka.

Namun, seberapa kuat antibodi menahan virus corona?

Kepala Laboratorium Rekayasa Genetika Terapan dan Protein Desain LIPI, Wien Kusharyoto mengatakan setiap jenis antibodi memiliki waktu bertahan yang berbeda-beda. Dia mengatakan hal itu dipengaruhi oleh berbagai hal, termasuk antibodi untuk melawan virus corona Covid-19.

"Waktu paruh (half life) molekul antibodi dalam tubuh tergantung jenisnya," ujar Wien dilansir CNNIndonesia.com. Wien menuturkan antibodi Immunoglobulin M (IgM) dan Immunoglobulin A (IgA) hanya mampu bertahan selama beberapa hari.

BACA JUGA: LIPI Harap Orang Kaya Indonesia Juga Seperti Bill Gates Danai Pembuatan Vaksin COVID-19

Seperti diketahui, Antibodi IgA merupakan jenis antibodi yang paling umum ditemukan dalam tubuh, memiliki peran dalam timbulnya reaksi alergi. IgA ditemukan dengan konsentrasi tinggi di lapisan mukosa (selaput lendir) tubuh, terutama yang melapisi saluran pernapasan dan saluran pencernaan, serta pada air liur dan air mata. Pemeriksaan untuk antibodi ini dapat membantu dokter mendiagnosa gangguan ginjal, usus dan sistem imunitas.

Sedangkan antibodi IgM sangat dibutuhkan saat pertama kali terinfeksi bakteri kuman atau kuman lainnya, sebagai garis pertahanan pertama tubuh untuk melawan infeksi. Tingkat IgM akan meningkat dalam waktu singkat saat terjadi infeksi, kemudian perlahan men Oleh sebab itu, hasil pemeriksaan IgM dengan nilai yang tinggi, menandakan adanya infeksi yang masih aktif.

Berdasarkan hasil penelitian, Wien menyebut IgM dan IgA hanya mampu bertahan selama 5 hingga 6 hari. Sedangkan Immunoglobulin G (IgG), Wien menjelaskan dapat bertahan 21 hingga 28 hari. Alasan dibalik lamanya IgG bertahan karena proses recycling yang dimediasi melalui pengikatan Fc-domain dari IgG oleh neonatal Fc receptor (FcRn).

Antibodi IgG adalah jenis antibodi yang paling banyak dalam darah dan cairan tubuh lainnya. Antibodi ini melindungi seseorang dari infeksi dengan "mengingat" kuman yang telah seseorang hadapi sebelumnya. Jika kuman tersebut kembali, maka sistem kekebalan tubuh seseorang akan menyerang mereka.

Lebih lanjut, Wien memaparkan penentuan waktu paruh antibodi dilakukan dengan analisis farmakokinetik. Misalnya, dia berkata salah satunya dengan mengambil sampel darah.

"Dan penentuan konsentrasi antibodi dengan ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay) menggunakan antigen yang sesuai," ujarnya. Di sisi lain, Wien menjelaskan antibodi muncul akibat respon hormonal. Dia berkata, virus dalam tubuh akan diserap oleh sel penyaji antigen (antigen presenting cell, APC) untuk selanjutnya didegradasi dan kemudian fragmen antigen yang disajikan pada permukaannya.

BACA JUGA: Perusahaan Farmasi China Siap Produksi 100 Juta Vaksin COVID-19 Per Tahun

Fragmen antigen itu, lanjut Wien akan dikenali oleh sel T yang kemudian akan mengaktifkan respon humoral dan respon seluler. "Respon humoral tersebut akan menyebabkan pembentukan antibodi yang spesifik terhadap fragmen-fragmen antigen dari virus," ujar Wien.

Pada saat yang sama saat pembentukan antibodi, Wien berkata sel B memori akan terbentuk. Dia berkata sel B memori akan mengingat fragmen antigen virus sehingga memungkinkan pembentukan antibodi yang semakin matang dalam mengenali fragmen antigen tersebut, untuk berjaga-jaga apabila terjadi infeksi ulang oleh virus yang sama.

"Dengan adanya sel B memori tersebut, antibodi yang spesifik terhadap virus tersebut akan selalu terbentuk kembali selama beberapa tahun," pungkasnya.

(sz)


author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar