PERUSAHAN  BARANTUM
PERUSAHAN BARANTUM
October 06, 2020
KONSEP 3D SOLUSI MENGATASI KONDISI TRANSFORMASI DIGITAL, “ KATA ARIF YAHYA ( MENTERI PARIWISATA 2014-2019)

Transformasi Digital, saat ini memang menjadi isue paling menarik bagi para pelaku bisnis. Bukan saja karena saat ini kondisinya adalah Era Industri 4.0. Tetapi karena saat ini era Low Touch Economy menjadi satu  bahasan yang selalu menjadi perhatian semua pelaku bisnis.     

Sumber photo : Kota Cerdas Indonesia

Statemen yang disampaikan oleh  Arief Yahya,  Menteri Pariwisata ( tahun 2014-2019 ) serta pernah menjabat CEO Telkom jelas bukan tanpa  alasan. Ada beberapa kondisi yang membuat statemen tersebut relevan dengan kondisi saat ini : (1) Adanya kondisi Financial benefits.  Kondisi ini di tunjukan dengan tercapainya Indonesia sebagai pasar terbesar di kawasan Asia tenggara untuk bisnis E-Commerce. Dimana saat ini angkanya sudah mencapai Rp 2,5miliar dollar. Dan kondisi ini akan terus meningkat hingga di tahun 2022 mencapai angka Rp20 Miliar Dollar. (2) Dalam hal penyediaan lapangan kerja, maka pada tahun 2022  nantinya, di  Indonesia akan tersedia 26 juta lapangan usaha baru yang bersumber dari peningkatan ekonomi digital.  Dimana  lapangan baru  tersebut secara meyakinkan di hasilkan atau di dapat dari bisnis yang  berasal dari kalangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (3) Akan terjadi apa yang di namakan Buyer Benefits.  Artinya apa, bahwa nantinya harga-harga produk khususnya yang ada di sektor bisnis marketplace E-Commercer akan jauh lebih murah dibanding harga produk pada sektor ritel offline. (4) Terjadinya apa yang di namakan Social Equality.  Kondisi bisa di lihat dari adanya kecenderungan pelaku industri mulai concern terhadap tren Economy Digital.  Sehingga dengan adanya industri  ini, maka di pasar khususnya dalam lapangan usaha terjadi adanya kesetaraan gender, inklusi layanan keuangan, pemerataan pertumbuhan ekonomi dan masalah-masalah sosial lainnya. Dari semua yang telah di paparkan diatas, pada akhirnya seperti yang di utarakan oleh Arief Yahya, serta prediksi dari  beberapa pakar lainnya bahwa kondisi Era New Normal atau Low Touch Economy akan terus berjalan hingga 2 tahun kedepan. Dimana kondisi tersebut akan berahir ketika vaksin sudah di ketemukan dan bisa secara efekif di gunakan untuk mengurangi dampak Covid19. Memang tidak bisa di pungkiri, saat ini pelaku bisnis telah merasakan dampak negatif dengan terjadinya pandemi covid19. Tercatat ada beberapa sektor industri yang terkena dampak dari mulai Pariwisata,  Penerbangan, Manufaktur, Otomotif hingga Properti.  Dari kondisi itulah pada akhirnya seorang Arief Yahya memberikan solusinya bahwa bagi perusahaan yang saat ini sedang  terkena dampak dari pandemi covid19, ada beberapa hal yang bisa di lakukan ; (1)Sebaiknya perusahaan segera melakukan dan menjalankan apa yang disebut 3D ( Digital Imperative, Decoding Ekonomi COVID-19 dan Digital Transformasi ) (2) Segera melakukan strategi  yang bisa untuk memperkuat Corporate Branding . Maksudnya adalah bahwa Brand yang kita miliki  harus mampu melakukan fleksibilitas terkait kondisi yang saat ini terjadi. Sehingga Corporate Brand yang ada bisa masuk dengan leluasa ke konsep-konsep bisnis yang mengutamakan unsur teknologi.      


CRM, KUNCI PEMBUKA BAGI PERUSAHAAN  YANG INGIN MENGIMPLEMENTASIKAN  EKONOMI DIGITAL.


Memang kaitan antara transformasi digital yang di perkuat dengan sentuhan flexibilitas corporate brand pada akhirnya bisa menjadi salah satu solusi terbaik bagi perusahaan.  Yang mana ketika perusahaan mulai melakukan apa yang saat ini di sebut Low Touch Economy. Maka sudah barang tentu ada beberapa hal atau persyaratan yang mesti di persiapkan agar jalannya bisa lebih maksimal. Itulah kenapa, pada akhirnya perusahaan saat ini lebih banyak mengimplementasikan sistem kerja berdasarkan CRM  ( Customer Relationship Management). Bukan karena CRM banyak di gunakan oleh divisi  Sales dan Marketing. Tetapi CRM ini bisa menjadi dasar bagi perusahaan yang ingin mengubah strateginya dengan menggunakan pendekatan Ekonomi Digital. Karena basid dari Ekonomi Digital salah satunya  adalah kita bermain dengan database. Sedangkan CRM sendiri memang keberadaannya untuk memaksimalkan keberadaan database khususnya customer yang sebelumnya kurang menjadi perhatian penting. Ibarat kata, dari pada kita mencari klien atau pelanggan baru, kenapa kita  tidak memaksimalkan pelanggan lama dengan service yang lebih maksimal. Caranya seperti apa, ya sudah pasti menggunakan implementasi CRM Indonesia dalam setiap aktivitas kantor atau perusahaan. Terdapat 4 hal penting yang bisa di dapat perusahaan pada saat implementasi CRM  telah di jalankan : (1) CRM dapat meningkatkan loyal customer. Dimana hal  itu terjadi mengingat keberadaan database customer bisa di optimalkan oleh perusahaan. (2) CRM mampu secara real time menyediakan data dan informasi yang lengkap terhadap customer perusahaan.  Hal ini akan mampu mengoptimalkan hubungan kedua belah pihak semakin baik (3) CRM dapat di gunakan oleh perusahaan untuk melakukan integrasi service yang sangat berguna dan bermanfaat bagi customer.  Dengan kondisi seperti ini maka sistem  kerja menjadi  lebih efektif dan efisien (4) CRM bisa menjadi standar pelayanan yang bersifat konsistem kepada customer. Karena  semua hal   itu bisa terjadi lantaran perusahaan telah mendapatkan data dan informasi secara lengkap terhadap customer. Yang pasti  Era Low Touch Economy telah menjadikan pelaku bisnis mesti bersikap “upnormal” karena Ekonomi Digital sendiri pada akhirnya memang akan mengubah model bisnis konvensional menuju bisnis yang berbasis teknologi. Dimana ada 4 hal yang sejatinya relevan dengan Ekonomi Digital : Letak geografis tidak ada lagi relevan, Adanya platform tertentu yang menjadi kunci utama bisnis, Berkembangnya Jejaring dalam hal lapangan pekerjaan ( kerja/bisnis ) dan yang terakhir adalah tersedianya sistem atau model yang bisa memaksimalkan penggunaan  big data. Semua itu akan di bahas dalam  webinar tanggal : 23 sep 2020 jam 14.00 s.d16.00 wib ( via zoom)             Dalam ekonomi digital setidaknya terdapat 4 hal penting yang terkait dengan aktivitas ekonomi digital, dimana letak geografis tidak lagi relevan, adanya platform tertentu yang menjadi kunci utama dan berkembangnya jejaring kerja serta penggunaan big data.          

likeLikeshareBagikan
Masuk atau Daftar untuk menjawab pertanyaan ini.

Top Member