Foto: Nikkei Asia
Teknologi.id - Kemunculan bos Alibaba, Jack Ma, setelah 3 bulan menghilang cukup ramai diperbincangkan. Sebab, keberadaannya yang sebenarnya masih belum diketahui. Menurut konsensus pengamat, Jack Ma tidak ditahan oleh pemerintah Cina, hanya saja ia diminta untuk tak banyak bicara.
Baca Juga: Tokoh Teknologi Berpengaruh di China, Nama Jack Ma Tidak Ada
Alasan pemerintah Cina dan Presiden Xi Jinping tidak menahan Jack Ma diungkap oleh Richard McGregor, pengamat dari Lowy Institute.
"Dia sangat bernilai bagi ekonomi China dan dia sangat sukses sehingga tidak disentuh, tapi dia memang melanggar batas dengan pidatonya di Shanghai," ujar McGregor.
Saat di Shanghai, Jack Ma pernah menyampaikan pidato yang berisikan kritik terhadap sistem keuangan Cina yang sudah usang. Hal itu menyulut kemarahan pemerintah Cina dan Xi Jinping.
Meskipun begitu, kemunculan Jack Ma mengisyaratkan bahwa dirinya tidak ditahan atau dijatuhkan sanksi yang berat, melainkan hanya diberi pelajaran.
"Xi Jinping menekan perusahaan swasta besar, memastikan mereka bekerja untuk Partai, memastikan mereka tidak terlalu besar. Tidak ada perusahaan swasta yang terlalu besar untuk dihukum," tambah McGregor sebagaimana dilansir dari ABC, Rabu (3/2).
Raksasa ritel asal Cina yang didirikan oleh Jack Ma, Alibaba, kini dalam penyelidikan pemerintah Cina terkait dugaan monopoli. Begitu pun dengan perusahaan Jack Ma lainnya, Ant Financial yang IPO-nya dibatalkan. Namun, situasi tersebut tidak berarti membuat para perusahaan tersebut akan dilumpuhkan oleh Xi Jinping.
"Saya pikir Alibaba masih akan menjadi sebuah perusahaan substansial dan Jack Ma tentunya masih akan menjadi pebisnis penting. Tapi sayapnya telah diringkus," ujar McGregor memberi pengandaian.
Sebelumnya, para raksasa teknologi itu berkembang pesat dan nyaris tanpa terhalang aturan apa pun. Kini, pemerintah Cina seperti berusaha untuk mengendalikan mereka, tetapi tidak dengan tindakan yang terlampau keras.
Baca Juga: Jeff Bezos Tak Lagi Jadi CEO Amazon
"Fakta bahwa Ant tidak dipecah dan Jack Ma telah muncul mengirimkan pesan bahwa negara takkan membunuh platform bisnis internet dan taipannya, tapi untuk memastikan mereka melakukan agenda negara," tutur John Lee, analis senior di Mercator Institute for China Studies (MERICS).
(rf)
Tinggalkan Komentar