Zoho Bincang Bisnis: Creating Revolutionary, Digitally Connected Customer Experience

Sumber: Zoho


Masa pandemi telah mengajarkan banyak pebisnis mengubah cara berbisnis mereka menuju digital untuk dapat tumbuh dan berkelanjutan. Bagaimanapun, hingga saat ini masih belum banyak perusahaan yang mendigitalisasikan bisnis mereka secara baik sehingga menjadi sebuah tantangan baru bagi mereka.


Berdasarkan penelitian Forrester (2021) sebanyak 63% bisnis memiliki kekurangan terhadap kemampuan menginisiasi bisnis secara digital. Forrester di tahun 2021 juga telah mengeluarkan hasil studi yang mengungkapkan bagaimana para pembeli menanggapi norma baru yang sebagian besar bersifat virtual atau digital sambil mencari informasi tentang penyedia dan penawaran tertentu sebelum melakukan pembelian.


Kata “Pembeli” Sekarang Memiliki Arti Sebuah Kelompok Konsumen


Meskipun sebagian besar pembeli sedang bekerja melalui jarak jauh (remote), tahun 2021 yang lalu telah melambungkan para kelompok pembeli ke "garis depan". Skenario pembelian independen, di mana hanya satu atau dua orang yang terlibat, semakin sulit ditemukan. Sekarang 63% pembelian melibatkan lebih dari empat orang. Hal ini mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan persentase yang hanya 47% pada tahun 2017. dan mereka juga seakan dapat melabeli berbagai peran pembeli yang berbeda. Mulai dari champions, influencers, decision makers, users, hingga ratifiers — dari berbagai kelompok yang ada.


Pembeli Pergi ke Mana Saja untuk Mencari Informasi


Dengan luasnya internet dan banyaknya konten dari penyedia dan pakar industri, pembeli dapat menemukan informasi tentang produk dan layanan B2B hampir di mana saja. Terlepas dari adanya kondisi pandemi, mereka (para pembeli) masih mencari forum one-to-many seperti webinar dan acara online untuk mempelajari tentang berbagai kategori yang diminati. Mereka mencari banyak informasi, mulai dari apa yang dilakukan orang lain di industri ini, hingga siapa saja yang saling bersaing di industri ini. Mereka juga melakukan banyak penelitian mandiri yang memeriksa semua jenis sumber, mulai dari konten media sosial, dan lain sebagainya.


Dua aspek di atas dapat menjadi gambaran bahwa begitu dinamis dan adaptifnya dunia, khususnya dalam hal bisnis. Namun, melihat beberapa aspek di atas, digitalisasi bisnis khususnya di negara Indonesia dinilai masih cukup jarang untuk digalakkan, terlebih dalam situasi pandemi yang sedang dialami. Pada Juli tahun 2020, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia merilis sebuah survey yang telah dilakukan terhadap para pegiat UMKM. Survey ini menyebutkan, bahwa 56,8% UMKM berada dalam kondisi buruk untuk saat itu (2020), hanya 14% yang mengaku bisnisnya berjalan baik.


Oleh karena itu, para pegiat UMKM seakan dipaksa untuk terus adaptif dengan kondisi perubahan zaman, dalam hal ini merupakan digitalisasi di sektor bisnis. Pemerintah Indonesia juga berusaha untuk mendorong para pelaku UMKM untuk beralih ke digital. Tren digitalisasi bisnis ini ditandai dengan adanya catatan dari Bank Indonesia pada tahun 2020 yang menyatakan bahwa transaksi lokapasar melalui media daring pada kuartal 2 mengalami kenaikan hampir 40 persen menjadi 383 juta, dibanding dengan jumlah di kuartal 1 yang sebesar 275 juta. Hal itu menunjukkan masyarakat yang tadinya tidak berbelanja online, sudah mulai menyasar e-commerce.


Kurangnya digitalisasi bisnis di Indonesia dinilai masih kurang berkembang di Indonesia karena adanya keterbatasan infrastruktur dan tenaga kerja yang dinilai kurang terampil menggunakan media digital untuk perkembangan ekonomi digital nasional. Tidak hanya itu, masalah rendahnya tingkat literasi digital, literasi keuangan, dan literasi keuangan digitial dianggap menjadi berbagai latar belakang yang melandasi kurangnya digitalisasi bisnis di Indonesia.


Padahal, dengan tingkat kepemilikan gadget online serta adanya penetrasi internet yang cukup tinggi. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi ekonomi digital yang sangat besar dan tentunya dapat mendorong produktivitas para pelaku UMKM di negara ini. Oleh karena itu, untuk merespon adalah masalah ini, Zoho Indonesia berinisiatif untuk mengadakan acara #ZohoBincangBisnis.


#ZohoBincangBisnis adalah series dari acara Zoho Edukasi yang dilakukan setiap triwulan. Acara ini membawa perspektif segar dan baru ke area bisnis digital dengan objektif untuk melengkapi para pendengar dengan wawasan yang diperlukan yang dapat diaplikasikan ke dalam kasus yang mereka alami.


Acara ini sangat cocok bagi Anda para praktisi customer experience, sales, marketing, serta Anda para pemilik bisnis. Yuk catat tanggal acaranya ya!



Langsung daftar acara Zoho Bincang Bisnis melalui tautan di bawah dan jangan lupa kunjungi social media Teknologi.id dibawah ini.


Daftar Sekarang Juga! Daftar di sini


Social Media Teknologi.id : https://www.instagram.com/teknologi_id/

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar