IDNFT x Teknologi.id - Non-Fungible Tokens atau yang lebih dikenal dengan singkatan NFT saat ini menjadi bukti perkembangan dalam dunia teknologi. Dengan menggunakan NFT, para seniman mampu berkreasi hingga dapat meraup keuntungan yang cukup besar. Kehadiran teknologi tersebut menjadikan nilai tinggi dalam minat publik terhadap kecanggihan teknologi di abad ini. Dimana semua orang mampu berkarya dengan menggunakan NFT. Peminat NFT cukup banyak di Indonesia.
Minat pada dunia NFT sangat mempengaruhi pertambahan jumlah member di komunitas NFT seperti, salah satunya komunitas IDNFT, komunitas NFT terbesar di indonesia dengan jumlah member di discord mencapai 8800 member yang terdiri dari kreator, kolektor, dan juga Web 3.0 developer. Saat ini IDNFT membuka sekolah NFT pertama di Indonesia, dengan nama IDNFT Academy untuk mengajarkan berbagai pengetahuan tentang NFT dan Web 3.0 secara gratis, selain itu juga memberikan kesempatan beasiswa Mint Fund kepada kreator terpilih, sehingga mereka tidak perlu membayar gas fee saat meminting karyanya. Kemudian, sebenarnya apa itu Gas Fee dan mengapa hal itu diperlukan?
Semakin banyak peminat akan NFT, maka semakin meningkat nilai popularitasnya dalam dunia teknologi modern. Dalam dunia NFT sendiri, pengguna sering kali melakukan suatu transaksi dengan seniman lain yang melibatkan karya seni mereka. Transaksi yang dilakukan bisa menggunakan berbagai cara. Aktivitas penjualan dan transaksi yang umumnya dilakukan untuk saat ini lebih banyak menggunakan blockchain yang terdapat di jaringan Ethereum.
Baca juga: Spotify Mulai Menguji Fitur NFT untuk Para Musisi
Karya-karya mereka yang diperjual belikan menggunakan NFT termasuk ke dalam aset yang terbilang berharga. Kepopuleran NFT membuat mereka memilih untuk melakukan transaksi di dalam jaringan tersebut dengan tujuan mengambil keuntungan yang memungkinkan. Aktivitas yang terjadi di dasari atas keinginan tersendiri dari masing-masing individu. Karena itu, penggunaan NFT menjadi populer di kalangan seniman yang mana mereka mampu bebas berekspresi maupun memperjual belikan karya mereka sendiri.
Berbicara mengenai transaksi, para seniman yang menggunakan NFT kerap kali dilema akan penjualan atau bahkan pembelian ketika mereka akan melakukannya. Hal tersebut bukan tanpa alasan melainkan karena adanya gas fee. Penjualan yang dilakukan tentu akan terkena gas fee seperti seharusnya. Karena hal tersebut, memungkinkan untuk seniman yang akan melakukan kegiatan tersebut harus berpikir untuk beberapa saat sebelum memutuskan pilihan. Adapun biaya gas fee terbilang cukup mahal dikarenakan suatu factor. Biaya tersebutlah yang membuat mereka harus berpikir dengan cermat untuk mengambil keputusan dengan tepat. Harga dalam biaya tersebut tergantung sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Apa itu gas fee? Pertanyaan yang kerap kali akan muncul dalam benak. Gas fee merupakan biaya yang timbul ketika pengguna melaksanakan transaksi atau ketika membuat kontrak baru pada blockchain. Biaya yang dibayarkan oleh pengguna tersebut akan diteruskan kepada developer sebagai kompensasi atas pemrosesan transaksi pada jaringan.
Fungsi untuk gas fee sendiri yang tiada lain adalah untuk melancarkan berbagai aktivitas dalam blockchain. Beberapa kegunaan gas fee di antaranya adalah sebagai biaya dalam pengiriman aset kripto kepada pengguna lain, menyimpan data pada blockchain, hingga berfungsi untuk meluncurkan Decentralized Applications atau DApps. Setelah itu, ketika kreator seni digital NFT ingin mengunggah karyanya dalam jaringan Ethereum dan BSC, maka kreator tersebut harus membayar sejumlah gas fee.
Mengenai hal tersebut, kembali lagi kepada faktor utama yang menentukan besar kecilnya gas fee tersebut. Mari kita ambil contoh, bila dalam waktu yang bersamaan terdapat jutaan transaksi dalam jaringan blockchain, maka sumber daya yang diperlukan untuk memproses dan memvalidasi transaksi tersebut tentu akan lebih banyak dan menyebabkan gas fee menjadi mahal. Oleh karena itu, mahalnya gas fee tergantung bagaimana jumlah dari transaksi yang terjadi di jaringan tersebut sehingga menentukan jumlah berapa biaya yang harus dikeluarkan oleh pengguna ketika akan melakukan setiap transaksi.
Untuk itu, pengguna sebaiknya memikirkan semuanya dengan matang sebelum mengambil keputusan. Ketentuan tersebut sudah menjadi sebuah keharusan dimana pelaku seni ingin memperjual belikan karya mereka sendiri. Dalam berbagai kasus, pengguna biasa menjadi menyesal jika memaksakan kehendak sendiri akan hal tersebut.
Gas fee yang dikenal dengan biaya yang harus dibayarkan ketika transaksi dilakukan, merupakan sebuah hambatan tersendiri bagi pengguna dari sisi lain. Namun, meskipun begitu hal tersebut sudah menjadi ketetapan mutlak bagi pengguna yang ingin mengupload karyanya pada blockchain. Di Indonesia sendiri, para pelaku seni sudah banyak memilih untuk melakukan transaksi NFT walau harus mengeluarkan gas fee sekalipun.
Sebenarnya masih banyak para kreator yang masih berat untuk dapat membayarkan gas fee ini. Untuk itu IDNFT, komunitas NFT terbesar di Indonesia, menghadirkan IDNFT Academy, yang salah satu kegiatannya adalah Mint Fund Workshop. Dimana lebih dari 150 kreator yang terpilih dari sesi sebelumnya bisa mendapatkan dana Mint Fund gratis. Terkait info lebih lanjut mengenai IDNFT Aademy maupun acara IDNFT, pembaca bisa mengunjungi sosial media IDNFT di Instagram @id.nft atau join discord IDNFT. Join the fun and get your experience now!
(MIM)
Tinggalkan Komentar