Hong Kong Bakal Punya Kampus Metaverse Pertama di Dunia, Ijazahnya NFT

Amanda Rayta Putri . August 05, 2022

Foto: HKUST via NFTEvening

Teknologi.id- Produk dalam NFT kini mulai bisa digunakan pada sektor kehidupan manusia. Salah satunya, Hong Kong University of Science and Technology (HKUST) salah satu kampus terfavorit di Hongkong yang meluncurkan program kampus metaverse dalam bentuk kampus virtual. Kampus metaverse ini bernama MetaHKUST yang kepanjangan dari Metaverse Hong Kong University of Science and Technology. Kampus Metaverse pertama di dunia ini akan segera launching perdana pada 1 September 2022 mendatang.

Dalam penerapannya kampus ini bakal menggabungkan 2 kampus HKUST yang berada di Hongkong dan Guangzhou, China sekaligus. Tujuannya, agar menerapkan sistem belajar yang tidak terbatas. Untuk lauchingnya seperti dikatakan oleh Pan Hui yang merupakan Chair Professor of Computational Media & Arts, cabang Guangzhou, "Banyak dari para hadirin (Termasuk, para mahasiswa) yang tidak bisa menghadiri kampus secara langsung. Jadi, kami akan mengadakannya secara metaverse". Kata Hui seperti yang dikutip dari, cryptotimes.io.

Sistemnya nanti, para mahasiswa dan mahasiswi tersebut nantinya akan mengikuti perkuliahan offline berada dalam ruang kelas. Misal, para mahasiswa yang berasal dari HKUST cabang Hongkong akan melihat mahasiswa HKUST cabang Guangzhou dengan kacamata khusus. 

MetaHKUST adalah rencana jangka panjang

Foto: HKUST

Yang pasti, Universitas Hong Kong telah menyiapkan rencana pengembangan jangka panjang untuk kampus metaverse-nya. Dalam tahap awal pengembangan MetaHKUST, infrastruktur fisik seperti ruang kelas Extended Reality (XR), sensor, kamera, dan alat visualisasi akan dipasang.

Adapun anggota Universitas akan diundang dalam pemindaian kampus fisik secara crowdsource, untuk membantu menyediakan gambar yang diperlukan dalam membangun gedung.

Setelah ekosistem terbentuk, anggota akan dapat membuat konten, seperti avatar mereka. Mereka juga dapat membuat NFT, token, atau seni digital. Bahkan, beberapa di antaranya bahkan dapat digabungkan dengan augmented reality (AR) untuk dilihat di kampus fisik.

Ke depan, pihak universitas mengharapkan prosedur administrasi menjadi lebih mudah melalui aplikasi Web3. Misalnya, HKUST sedang mempertimbangkan ijazah atau transkrip nilai mahasiswa berbentuk blockchain yang aman bisa diberikan berbentuk NFT.

Baca juga: Mengenal MetaNesia, Metaverse Buatan Telkom, Secanggih apa?

Penerapan NFT Pada Sektor Pendidikan

Konsep NFT yang merupakan non-fungible tokens ternyata juga bisa diterapkan pada sektor pendidikan sebagai berikut:

1. Bisa diterapkan dalam ijazah

Pertama, NFT juga bisa diterapkan dalam bentuk seperti, ijazah, penghargaan dan sertifikat. Dengan, menggunakan NFT ini diharapkan bisa mencegah adanya pemalsuan data yang tertera. NFT ini walau tidak memerlukan koin blockchain sekalipun juga masih dapat dipercaya untuk proses verifikasi. Bahkan, Universitas ternama dunia seperti, Harvard University dan Massachusetts Institue of Technology meluncurkan program Digital Credentials Consortium yang tujuannya untuk mendukung sistem pendidikan dimasa depan. Salah satunya untuk melacak digital academy yang dapat diakses oleh karyawan untuk verifikasi.

Salah satu Profesor dari Pepperdine University, Beau Brannan juga memasukan NFT Awards untuk diberikan kepada mahasiswa yang berhasil menyelesaikan studinya. Beliau juga mengatakan kepada semua mahasiswanya agar dapat menggunakan sertifikat online tersebut untuk membutikan serta dapat digunakan untuk mengapply. Maka dari itu, Mahasiswa diharuskan untuk menyelesaikan studinya.

Token pada sertifikat tersebut bisa dipublikasikan atau tidak tergantung dari yang bersangkutan. Tapi, sekali lagi sertifkat NFT ini dapat digunakan untuk mengapply atau mendaftarkan seperti, pekerjaan, pelatihan maupun kursus lainnya. Bahkan, tidak banyak yang tahu kalau sebenarnya sejak tahun 2019 Universitas di Meksiko yaitu, Tecnologico de Monterrey juga menggunakan token NFT untuk sertifikat kelulusan. 

2. Bisa melindungi

Manfaat lainnya dari penerapan NFT pada sektor pendidikan ini yaitu, bisa melindungi dan terhindarnya dari copyright (hak cipta). Sebab rata-rata orang bisa menghabiskan waktu yang cukup lama untuk membuat konten. Dengan, NFT ini diharapkan adanya perlindungan terhadap hak cipta khususnya pada konten yang berkaitan dengan tugas, project dan karya ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa. Karena, pastinya saat membuatnya pasti mencantumkan siapa sumbernya. Ini juga sekaligus untuk menunjukkan adanya perasaan menghargai si pembuat yang sebenarnya- Peter Thomas, Director of the Royal Melbourne Institute of Technology,

Salah satu penerapannya dilakukan oleh University of Berkeley, California dengan membuat token NFT kepada 2 penelitinya yang memenangkan nobel yaitu, James Allison yang mendapatkan Nobel dibidang Psikologi atau Kedokteran pada tahun 2018 atas risetnya mengenai, kanker immunotherapy dan Jennifer Doudna mendapatkan Nobel dibidang Kimia pada tahun 2020 riset mengenai editing gene CRISPR-Cas9.

3. Sebagai bentuk penghargaan kepada guru

Ternyata, penerapan NFT pada sektor pendidikan ini juga berdampak positif. Karena, beberapa guru pasti menggunakan NFT untuk verifikasi pekerjaan mereka. Salah satu contohnya yaitu, Preply yang merupakan salah satu platform online untuk belajar bahasa asing. Preply sudah terdaftar di OpenSea sejak tahun 2021. Ternyata, banyak pelajar yang menggunakan jasa tersebut sehingga meningkatkan produktivitas serta penghasilan tambahan kepada guru. Para guru tersebut mengclaim token NFT yang didapat melalui dompet Crypto.

(arp)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar