Foto: Unsplash
Teknologi.id – Data milik pemerintah Indonesia kembali diduga
mengalami kebocoran, hal tersebut diungkap
platform intelijen dark web, DarkTracer
yang baru saja merilis daftar 100 ribu
situs pemerintah di seluruh dunia yang diduga bocor.
Daftar kebocoran tersebut
diunggah melalui akun Twitter @darktracer_int. Disebutkan bahwa terdapat lebih
dari 49.000 laman pemerintah dengan 1.753.658 kredensial yang diduga bocor.
Situs pemerintah Indonesia pun terdapat
di daftar peretasan tersebut, seperti situs Direktorat Jenderal Pajak (DJP) djponline.pajak.go.id, hingga Prakerja di dashboard.prakerja.go.id.
Stealer Malware Intelligence Report - Government
1,753,658 credentials of 49K+ government sites have been leaked from users infected with Stealer malware.
*The users may include government users or public users of gov public services*
TOP 10,000 sites:https://t.co/6cBABpuzL4 pic.twitter.com/zmp5a0d92p
“1.753.669 kredensial dari 49
ribu lebih situs pemerintah telah bocor dari pengguna yang terinfeksi malware
stealer. Pengguna dapat mencakup pengguna pemerintah atau pengguna publik dari
layanan publik pemerintah,” tulis akun Twitter @darktracer_int.
Direktur Kemitraan, Komunikasi,
dan Pengembangan Ekosistem (KKPE) Kartu Prakerja Sumarna Abdurahman menyangkal ada dugaan kebocoran data.
Menurutnya, data pribadi penerima
Kartu Prakerja yang ada di manajemen pelaksana program (PMO) aman dan tidak ada
yang bocor.
“Data pribadi penerima Kartu
Prakerja di PMO aman, tidak ada yang bocor,” ungkapnya, dikutip dari Kompas
hari Selasa 08 Maret 2022.
Baca juga: BSSN Kembali Diretas, ini Data yang Disebarkan oleh Hacker
Sedangkan berdasarkan investigasi
yang dilakukan oleh DJP, kebocoran data diduga berasal dari perangkat user yang terinfeksi malware,
yang kemudian digunakan untuk masuk ke dalam situs pemerintahan.
Sehingga, katanya, yang mengalami
kebocoran adalah dari sisi pengguna. "Kami menyarankan agar pengguna situs
web pajak.go.id dan wajib pajak secara luas segera mengganti kata sandi
(password) dengan kata sandi yang lebih kuat dan aman agar tidak mudah diretas,"
Kata Direktur Penyuluhan,
Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Neilmaldrin Noor, dikutip dari siaran pers.
Selain itu, wajib pajak dinilai
perlu juga memasang antivirus
terbaru di perangkat masing-masing dalam upaya menghindari infeksi malware.
Selain situs DJP dan Prakerja,
dalam unggahan @darktracer_int ditemukan pula nama lembaga/kementerian lainnya
dalam daftar tersebut, seperti sso.datadik.kemendikbud.go.id,
sscndaftar.bkn.go.id, emispendis.kemenag.go.id, sensus.bps.go.id, dan lainnya.
(fpk)
Tinggalkan Komentar