Foto: News Medical
Teknologi.id – Belum lama ini di media sosial dibuat heboh karena
kemunculan virus NeoCov. Banyak
spekulasi yang muncul sehingga menimbulkan kepanikan.
NeoCov merupakan jenis baru atau jenis lain dari virus
corona, seperti SARS-CoV-2 atau Covid-19. Ini bukan varian baru seperti
Omicron atau Delta.
NeoCoV merupakan julukan untuk Neoromicia
Capensis, virus baru yang diidentifikasi pada kelelawar. Para ilmuwan China menemukannya di Afrika Selatan baru-baru ini.
NeoCoV diyakini sebagai sejenis
Mers-CoV, para ilmuwan yang berbasis di Wuhan memperingatkan bahwa NeoCoV dapat
menyebabkan masalah jika ditransfer dari kelelawar ke manusia.
WHO mengatakan bahwa penelitian
lebih lanjut diperlukan untuk memastikan efeknya pada manusia.
"Apakah virus yang
terdeteksi dalam penelitian akan menimbulkan risiko bagi manusia akan
memerlukan penelitian lebih lanjut," kata WHO dikutip dari kantor berita
TASS.
Pakar infeksi yang juga mantan direktur penyakit menular WHO Regional Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama, mengingatkan bahwa kemunculan virus-virus jenis baru sudah terjadi sejak dahulu dan selalu ada dari waktu ke waktu.
Baca juga: Ilmuwan Pakai Sinar-X untuk Deteksi Covid-19, Cepat dan Akurat
Sementara itu, dari segi penularan, tidak ada bukti sejauh ini
yang menyebut bahwa virus itu bertransmisi dengan sangat cepat dan masif.
Peneliti menyebut bahwa studi
mengenai NeoCov ini masih terus dilakukan "Kita perlu melihat lebih banyak
data yang mengkonfirmasi infeksi pada manusia dan tingkat keparahan yang
terkait sebelum menjadi cemas,"
Ungkap Profesor Lawrence Young,
seorang ahli virus di Universitas Warwick, kepada The Independent.
Sejauh ini, kekhawatiran bahwa
virus NeoCoV ini akan bermutasi sehingga bisa menyerang manusia sebagaimana
SARS-CoV-2 masih sebatas teori dan kekhawatiran saja. Oleh sebab itu ia
berharap tidak timbul kepanikan yang tidak perlu.
(fpk)
Tinggalkan Komentar