Foto: Think Tax
Teknologi.id – Banyak orang
yang tidak mengetahui mengapa alat komunikasi mereka itu diberi nama telepon
seluler atau 'cell phone'. Padahal, perangkat elektronik itu tidak ada
hubungannya dengan sel pada makhluk hidup.
Telepon seluler merupakan konsep
yang dibawa oleh dua insinyur Bell Lab pada tahun 1947 . Kedua insinyur tersebut
bernama Douglas H. Ring dan W. Rae Young. Mereka mengusulkan jaringan yang
terdiri dari sel-sel heksagonal untuk memungkinkan ponsel beroperasi dari satu
tempat ke tempat lain.
Tata letak jaringan mereka
menyerupai sel biologis, oleh karena itu diberi istilah seluler, tetapi
teknologi untuk menerapkan konsep mereka belum ada pada saat itu. Selular
memiliki arti biologis atau geologi, yakni 'yang terdiri dari sel-sel' atau
'sesuatu yang mengandung rongga'.
Baru pada akhir 1960-an ketika sekelompok peneliti Bell Lab lainnya memperluas ide dari Ring and Young dan mulai mengembangkan cara agar teknologi dapat bekerja, salah satunya Philip T. Porter. Dia diketahui orang pertama yang mengusulkan agar antena multi-arah, atau menara sel digunakan di tengah setiap sel.
Baca juga: 8 Mitos Seputar HP yang Masih Dipercaya Banyak Orang
Pengaturan itu
memungkinkan antena menjadi multi-arah dan beberapa saluran dapat digunakan
untuk menangani panggilan saat menara menutupi sel tertentu.
Sistem telepon seluler
pertama kali diluncurkan oleh Bell System pada 17 Juni 1946 di St. Louis,
Missouri, Amerika Serikat. Ini menjadi sistem tertutup pertama yang terdiri dari
telepon di mobil, di mana panggilan harus ditangani oleh operator dan pengguna
harus menekan tombol untuk berbicara dan melepaskannya untuk mendengarkan.
Tetapi sistem telepon
seluler awal itu memiliki beberapa masalah khusus. Tidak ada saluran atau
frekuensi yang cukup untuk beroperasi, sehingga sangat sedikit orang yang dapat
menggunakannya pada satu waktu, hanya ada sedikit antena di area operasi, dan
telepon memerlukan pemancar yang kuat, membuatnya sangat besar dan beratnya
sekitar 80 pon.
Jaringan seluler menjadi
kebalikannya karena memungkinkan frekuensi yang sama untuk digunakan kembali
sehingga lebih banyak orang dapat menggunakan ponsel mereka secara bersamaan.
Selain itu, hanya membutuhkan transmisi daya yang rendah.
(MIM)
Tinggalkan Komentar