Smartphone Bisa Nguping Obrolan Kita, Apakah Benar?

Muhammad Iqbal Mawardi . July 12, 2021

Foto: Wallpaper Flare

Teknologi.id – Sebagian besar pengguna ponsel, sering membuka akses informasi pribadi ke sejumlah website dan aplikasi. Akses tersebut didapat saat pengguna memberikan sistem ijin untuk sejumlah informasi, dan membolehkan ‘cookies’ dalam melacak aktivitas online pengguna.

Yang disebut ‘cookies pihak pertama’ membuat website mampu mengingat informasi tertentu terkait interaksi kita di dalam situs tersebut. Contohnya, cookies login membuat pengguna dapat menyimpan informasi login. Sehingga pengguna tidak perlu repot mengetikkan ulang ID maupun password ketika ingin mengaksesnya lagi di lain kesempatan.

Sementara itu, cookies pihak ketiga, dibuat oleh pihak luar dari platform atau situs yang pengguna buka. Biasanya, yang dimaksud dengan pihak ketiga seperti perusahaan pemasaran yang bekerja sama dengan situs atau aplikasi tertentu.

Pihak ketiga ini pada umumnya mengumpulkan data pengguna melalui iklan dalam bentuk pop-up atau ijin cookies yang Kamu setujui.

Baca juga: Ratusan Juta Data Pengguna LinkedIn Bocor di Dark Web

Dari aktivitas itu, pengiklan dapat merancang gambaran mengenai kehidupan pengguna. Misalnya dari rutinitas, keinginan, dan kebutuhan.

Perusahaan pengiklan ini akan melakukan pengukuran untuk mengetahui tingkat popularitas dari produk yang diiklankan. Selain itu, perusahaan akan memperhitungkan variabel yang lebih detail seperti usia, gender, tinggi badan, berat badan, pekerjaan, serta hobi.

Dengan mengelompokan informasi yang diperoleh, pengiklan dapat meningkatan algoritma rekomendasi mereka. Menggunakan mekanisme yang disebut Rekomendasi Sistem ke Target untuk menghasilkan iklan yang tepat buat konsumen yang pas.

Ada beberapa teknik berbasis machine learning dari teknologi kecerdasan buatan yang dapat membantu sistem untuk memisahkan dan menganalisa data  pengguna.

Sebuah agen RL bisa melatih dirinya sendiri berdasarkan umpan balik yang diperoleh saat interaksi pengguna. Konsep dari metode ini mirip seperti anak kecil yang belajar untuk mengulangi aktivitas tertentu jika mendapatkan hadiah.

Dengan melihat atau mengetuk tombol ‘Suka’ pada unggahan media sosial, pengguna pun mengirimkan sinyal hadiah ke agen RL yang mengkonfirmasi bahwa pengguna tertarik dengan unggahan tersebut –atau mungkin tertarik dengan akun yang mengunggahnya.

Artinya, pesan yang dikirimkan ke agen RL berkaitan dengan ketertarikan personal dan preferensi.

Contohnya, ketika pengguna mengklik tombol ‘Suka’ pada postingan tentang ‘Fokus’ di platform media sosial. Sistem pun bakal mulai mengirimkan iklan dari perusahaan yang menawarkan produk atau konten terkait.

(MIM)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar