Mitos-Mitos Seputar Software Engineering

Fahad Mulyana . January 17, 2019
Mitos-Mitos Seputar Software EngineeringTeknologi.id - Mendengar kata mitos mungkin yang pertama kali dalam benak kita adalah cerita mistis atau horor disuatu tempat. Tapi ternyata dalam dunia rekayasa perangkat lunak  juga memilikinya. Walaupun hanya sekadar mitos tetapi masih banyak yang mempercayainya karena secara sekilas terdengar masuk akal, dan terkadang terdapat sedikit unsur kebenaran didalamnya walaupun memiliki keraguan. Dibawah ini penjelasan mengenai mitos-mitos seputar software engineering yang dapat dibagi menjadi 3 sisi :
  1. Mitos Manajemen.
  2. Mitos Customer.
  3. Mitos Praktisi.

Mitos Manajemen

Mitos :  Kita tidak perlu mengubah pendekatan terhadap pengembangan software, karena jenis pemrograman yang kita lakukan sekarang ini sudah kita lakukan 10 tahun yang lalu. Realita : Walau hasil program sama, produktivitas dan kualitas software harus ditingkatkan dengan menggunakan pendekatan software developments. Mitos :  Kita sudah mempunyai buku yang berisi standarisasi dan prosedur untuk pembentukan software. Realita : Memang buku tersebut ada, tetapi apakah buku tersebut sudah dibaca atau buku tersebut sudah ketinggalan jaman ( out of date ). Mitos : Jika kita tertinggal dari jadwal yang ditetapkan, kita menambah beberapa programmer saja. Konsep ini sering disebut Mongolian harde concept. Realita : Merekrut lebih banyak orang baru pada proses pembuatan perangkat lunak akan membuat waktu penyelesaian lebih lama karena orang lama harus membimbing orang baru sehingga waktu yang digunakan dalam fase pengembangan produksi akan semakin berkurang.

Mitos Customer

Mitos : Pernyataan tujuan umum sudah cukup untuk memulai penulisan program. Penjelasan yang lebih rinci akan menyusul kemudian. Realita : Definisi awal yang buruk adalah penyebab utama kegagalan terhadap usaha-usaha pem­bentukkan software. Penjelasan yang formal dan terinci tentang informasi fungsi performance interface, hambatan desain dan kriteria validasi adalah penting. Karakteristik di atas dapat ditentukan hanya sete­lah adanya komunikasi antara customer dan developer.   Mitos : Kebutuhan proyek yang terus menerus berubah dapat dengan mudah diatasi karena software itu bersifat fleksibel.   Realita : Kenyataannya memang benar bahwa kebutuhan software berubah, tetapi dampak dari peru­bahan berbeda dari waktu ke waktu.

Mitos Praktisi

Mitos : Tidak ada metode untuk analisis disain dan testing terhadap suatu pekerjaan, cukup menuju ke depan terminal dan mulai coding. Realita : Metode untuk analisis desain dan testing diperlukan dalam pengembangan software. Mitos :  Segera setelah software digunakan, pemeliharaan dapat diminimalisasikan dan diatasi dengan cara “CATCH AS CATCH CAM”. Realita : Diperlukan budget yang besar dalam maintenance software. Pemeliharaan software harus diorganisir, direncanakan dan dikontrol seolah-olah sebagai suatu proyek besar dalam sebuah or­ganisasi. Sebenarnya masih banyak mitos-mitos seputar software engineering yang harus kita pahami agar tidak melakukan kesalahan nantinya. Demikian artikel tentang mitos – mitos seputar software engineering, semoga bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. (FM)
author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar