Kemanakah Sampah Elektronik Seluruh Dunia di Buang?

Adi Arriansyah . August 01, 2017
Foto: hipwee.com
Barang-barang elektronik semakin sulit dipisahkan dengan manusia seiring dengan semakin canggihnya teknologi saat ini. Para pengguna barang elektronik semakin banyak dikarenakan semakin banyak pula smartphone, komputer, dan lain sebagainya bermunculan dengan harga-harga yang relatif murah sehingga banyak dipergunakan oleh berbagai kalangan. Namun seiring dengan meningkatnya konsumsi barang elektronik, meningkat pula jumlah sampah dari barang-barang elektronik bekas pakai tersebut. Lalu kemanakah sampah-sampah tersebut dibuang? Sampah-sampah elektronik itu ternyata dibuang ke Agbogbloshi, Ghana. Kurang lebih 50 juta ton sampah elektronik tiap tahunnya menumpuk di kota tersebut. Setiap harinya langit Agbogbloshi selalu diselimuti asap hitam beracun hasil dari berton-ton alat elektronik yang dibakar di alam terbuka sehingga menyebabkan kulit siapapun yang melintas disekitarnya terasa terbakar dan gatal. Sudah bertahun-tahun Agbogbloshi menjadi tujuan terakhir sampah elektronik yang dikirim dari seluruh dunia terutama dari Eropa. Sekitar 50.000 jiwa, termasuk anak-anak, tinggal di kota ini dan kebanyakan anak-anak yang tinggal di Agbogbloshi dan orang dewasa lainnya, mengidap beragam penyakit diantaranya, kerusakan hati, penyakit ginjal, hingga masalah organ tubuh lainnya. Bukan hanya itu saja, akibat dari pembakaran sampah elektronik tersebut juga sangat beresiko karena meningkatnya pemanasan global dan polusi udara tercemar yang mengandung bahan-bahan kimia yang berbahaya seperti timbal, merkuri dan klorin. Namun rupanya para penduduk Agbogbloshi memanfaatkan sampah-sampah elektronik tersebut untuk mencari kabel dan papan sirkuit yang dapat dibakar demi mendapatkan ‘emas’ seperti, aluminium, tembaga, timbal dan bahan mentah yang berharga bagi industri. Karena penggunaan barang elektronik selalu meningkat tiap taunya, mereka terpaksa harus menerimanya dan membakar sampah-sampah tersebut sebagai mata pencaharian mereka. Walaupun kurang lebih hanya 20% yang dapat di daur ulang kembali, otomatis sisanya harus dibakar. Sumber: Dirangkum dari Berbagai Sumber.
author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar