Benarkah Kecerdasan Buatan Adalah Pembunuh Pekerjaan? (Part-2)

Teknologi.id . February 02, 2018

Foto: Genetic Literacy Project.

Lalu apakah kecerdasan buatan (AI) benar-benar dapat berperilaku seperti manusia? Apakah AI tertawa? (sambungan dari Part-1).

AI tidak tertawa

Performa bagus mereka hanya terbatas pada tugas-tugas tertentu.

Para ilmuwan belum melihat peningkatan kemampuan AI dalam memahami makna dari gambar dan teks. Jika kita menunjukkan kartun Snoopy ke jaringan mendalam yang terlatih, dia dapat mengenali bentuk dan objek–seekor anjing di sini, anak laki-laki di sana–tapi tidak akan menguraikan makna (atau melihat humornya).

Kami juga menggunakan jaringan saraf untuk meningkatkan gaya penulisan anak-anak. Alat kami menyarankan perbaikan dalam bentuk, ejaan, dan tata bahasa dengan cukup baik, namun tidak berdaya bila menyangkut struktur logis, penalaran, dan alur gagasan.

Model saat ini bahkan tidak memahami komposisi sederhana anak sekolah berusia 11 tahun.

Kinerja AI juga dibatasi oleh jumlah data yang tersedia. Dalam penelitian AI saya sendiri, misalnya, saya menerapkan jaringan saraf mendalam ke diagnosa medis, yang terkadang menghasilkan diagnosis yang sedikit lebih baik daripada di masa lalu, tapi peningkatannya tidak luar biasa.

Salah satu sebabnya adalah tidak tersedia koleksi data pasien yang besar untuk menyuapi mesin cerdas ini. Data rumah sakit yang ada saat ini tidak dapat menangkap interaksi yang kompleks antara psikologi dan fisik yang menyebabkan penyakit seperti jantung koroner, migrain atau kanker.

Robot mencuri pekerjaan Anda

Jadi, para manusia, tak perlu takut. Ramalan soal singularitas AI masih jauh dari kenyataan, kita tidak dalam bahaya menjadi tidak relevan.

Kemampuan AI memperkaya karya fiksi ilmiah dalam bentuk novel dan film, serta menjadi bahan perdebatan filosofis yang menarik. Namun kita belum sampai pada tahap terciptanya mesin yang dapat meningkatkan kemampuannya secara mandiri yang mampu menghasilkan kecerdasan buatan secara keseluruhan. Selain itu tidak ada indikasi bahwa kecerdasan buatan bisa berkembang tanpa batas.

Jaringan saraf mendalam, tak bisa dipungkiri, pasti mengotomatisasi banyak pekerjaan. AI akan mengambil pekerjaan kita, membahayakan keberadaan pekerja manual, ahli diagnosa medis, dan mungkin, pada suatu hari yang akan saya ratapi, juga para profesor ilmu komputer.

Robot sudah menaklukkan Wall Street. Penelitian menunjukkan bahwa “agen kecerdasan buatan” dapat menyebabkan sekitar 230 ribu pekerjaan di sektor keuangan hilang pada 2025.

Di tangan yang salah, kecerdasan buatan sangat berbahaya. Virus komputer baru dapat mendeteksi pemilih yang belum memutuskan pilihan dan membombardir mereka dengan berita yang disesuaikan untuk menggoyang pemilihan.

Amerika Serikat, Cina, dan Rusia sudah berinvestasi dalam senjata otonom menggunakan AI di pesawat tak berawak, kendaraan tempur, dan robot tempur, yang menyebabkan perlombaan senjata berbahaya.

Nah, itu sesuatu yang mungkin harus kita cemaskan.

Artikel ini ditulis oleh Marko Robnik-Šikonja, Associate Professor of Computer Science and Informatics, University of Ljubljana dan sudah pernah tayang di The Conversation. Baca artikel sumber.

 
author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar