
Teknologi.id - Punya masalah pilek dan hidung tersumbat? Atau sedang dalam keadaan dimana kamu sulit untuk bernafas dengan hidung? Jangan khawatir, di masa depan kamu memiliki pilihan saluran lain untuk bernafas yaitu melalui lubang anus.
Sungguh mengherankan bukan? Akan tetapi, hal ini mungkin akan berguna ketika manusia sedang mengalami hidung tersumbat karena beberapa kasus kesehatan tertentu ataupun sedang berada dalam keadaan yang minim oksigen.
Tahun lalu, Takanori Takebe, penulis studi dan dokter di Tokyo Medical and Dental University dan rekan-rekannya dari Sekolah Pascasarjana Universitas Nagoya dan Departemen Bedah Pernapasan Universitas Kyodo melakukan publikasi tentang penelitian mereka yang berfokus pada bagaimana hewan pengerat dan babi memiliki kemampuan untuk menggunakan usus mereka untuk bernafas.
Peneliti itu menemukan bahwa babi dan tikus dapat bernafas melalui lubang anus mereka. Hewan-hewan ini tidak perlu mengalirkan oksigen ke paru-paru akan tetapi memompa oksigen dan cairan beroksigen di usus mereka. Hal ini membuat peneliti yakin bahwa manusia juga dapat melakukan hal serupa.
"Ini sangat mengesankan karena kami tidak pernah berpikir untuk bernapas dari usus, tapi itu mungkin," kata Takebe dalam wawancaranya dengan VICE World News.
Meskipun terasa mustahil, akan tetapi ini sangat mungkin dilakukan oleh manusia. Hal tersebut dikarenakan mengingat babi memiliki ciri fisiologis dan genetik yang cukup dekat dengan manusia.
Baca juga: Susu Babi akan Dapat Dikonsumsi oleh Manusia di Masa Depan
Mereka akan menyerahkan penelitian mereka tentang babi ke jurnal medis AS pada bulan Agustus.
Sebelumnya, Takebe menguji tikus untuk memeriksa apakah mamalia juga akan bernapas melalui anus ketika mereka berada dalam kondisi kekurangan oksigen.
"Saya selalu sangat skeptis tentang hasilnya, tetapi ternyata setiap kali kami melakukan tes, kami bisa mendapatkan kumpulan data yang dapat direproduksi," ungkap Takebe.
Penelitian yang dilakukan oleh Takebe dan rekan-rekannya membuahkan hasil bahwa tikus yang menerima cairan oksigen pada anus mereka hidup lebih lama daripada yang tidak. Terlihat bahwa mamalia dapat bertahan lebih lama dalam situasi rendah oksigen ketika diberi gas atau cairan beroksigen melalui rektum mereka.
Lantas, sepenting apakah penelitian ini untuk kehidupan manusia?
Meskipun terlihat menjijikan, metode ini dapat menjadi pilihan untuk orang yang memiliki keterbatasan bernafas dikarenakan faktor kesehatan yang tidak mungkinkan.
Dalam beberapa situasi mendesak, dokter memilih ventilasi mekanis ketika pasien membutuhkan oksigen. Untuk saat ini, opsi yang ditawarkan adalah sebuah mesin untuk mendorong udara melalui tenggorokan.
Teknik lain yang disebut oksigenasi membran ekstrakorporeal, dimana darah dipompa keluar dari tubuh dan deoksigenasi ulang dengan mesin. Sayangnya, metode ini memiliki risiko perdarahan dan pembekuan darah.
Alasan ini lah yang membuat penelitian ini menjadi pilihan yang tidak biasa tetapi menyelamatkan nyawa.
Takebe berencana untuk memulai uji klinis pada manusia awal tahun ini untuk membuktikan kemanjuran pada implementasinya. Tentu saja setelah mengkonfirmasi keamanan metode.
Tidak hanya itu, Takebe juga akan merekrut pasien dengan kondisi pernapasan untuk menguji temuannya. Cukup menarik ya? Ada yang tertarik untuk mencoba?
(kssa)
Tinggalkan Komentar