Sumber: Kompas Teknologi.id - Hampir seluruh rumah tangga di dunia memiliki kulkas di rumahnya, terlepas memiliki isi atau tidak. Kulkas seperti menjadi benda vital yang wajib dimiliki setiap orang dalam rumah mereka masing-masing. Tidak bisa dibayangkan berapa banyak produk makanan yang akan cepat membusuk tanpa kehadiran kulkas. Baca juga: Perkembangan Speaker dari Masa ke Masa Terima kasih kepada William Cullen, dokter Skotlandia yang menciptakan model lemari pendingin pertama dari pengamatannya terhadap penguapan pada tahun 1720-an. Berkat beliau, makanan dapat diawetkan dengan cara didinginkan. Hal ini dikarenakan bakteri tidak dapat berkembang pada suhu rendah. Sebenarnya, jauh sebelum desain lemari pendingin pertama yang diciptakan oleh William Cullen, orang-orang sudah mengenal metode pendinginan makanan dengan es atau salju alami. Namun, menjadi masalah apabila musim sedang terik-teriknya yang berpotensi membuat makanan cepat busuk. Baca juga: Betamax: Nostalgia Bersama Teknologi yang Pernah Populer Pada tahun 1834, Jacob Perkins lah yang berhasil mesin pendingin pertama dengan sistem kompresi uap eter. Produksi kulkas berkembang pesat setelah Carl Von Linden menemukan dan mematenkan proses pencairan gas dengan amonia, sulfur dioksida, dan klorida metil untuk pendinginan. Sayangnya, bahan-bahan kimia di atas yang dimanfaatkan Linden untuk membuat pendingin terbukti berbahaya dan kerap menimbulkan kecelakaan. Hingga akhirnya tiga perusahaan asal Amerika Serikat berhasil berkolaborasi meneliti metode pendinginan menggunakan freon. Mayoritas kulkas yang kita temui saat ini menggunakan freon, tetapi ada juga kulkas yang telah menggunakan Hydro Fluoro Carbon (HFC) yang lebih ramah lingkungan. Baca juga: Yuk Kenalan Sama Printer Dot Matrix! Freon juga terbukti berpotensi besar merusak lapisan ozon bumi, maka tak heran bila banyak perusahaan elektronik berlomba-lomba menciptakan kulkas ramah lingkungan yang menggunakan energi HFC, magnetik, atau bahkan tenaga surya. (AVM)
Tinggalkan Komentar