author photo
PERUSAHAN BARANTUM
November 30, 2020

Potensi Bisnis Industri FMCG ( Fash Moving Consumer Goods) Secara Nasional Mencapai Rp948 Triliun

Indonesia sebagai negara kepulauan memang memiliki banyak keuntungan dan keunggulan dibanding  negara lain yang bukan negara kepulauan. Artinya banyak potensi yang bisa di kembangkan terkait keberadaan Indonesia sebagai negara kepulauan. Dimana salah satu potensi bisnis yang bisa di garap adalah bisnis di sektor Fash Moving Consumer Goods (FMCG).  


Ada beberapa keunggulan yang secara spesifik dimiliki  Indonesia, pada saat Indonesia ingin mengembangkan bisnis FMCG menjadi sebuah bisnis yang menguntungkan dan berjangka panjang. Dimana beberapa keunggulan itu seperti : jumlah penduduk Indonesia yang saat ini berada di angka 267 juta jiwa,  dengan prediksi bahwa pada tahun 2020-2030 potensi jumlah pekerja aktif di Indonesia berada di angka 160-180 juta jiwa, hingga kondisi terkini yang berhubungan dengan digital technologi : (1) Terdapat 132,7 juta pengguna internet dengan 63,4 juta jiwanya sebagai pengguna ponsel pintar (2) Potensial transaksi dengan menggunakan model e-commerce terjadi peningkatan  yang cukup signifikan (2013) Rp104 triliun (2016) Rp261 triliun dan prediksi (2020) Rp1.700 triliun (3)Transaksi dengan menggunakan fintech di 2 tahun menunjukkan peningkatan yang sangat besar (2014)Rp747 ribu dan (2016)Rp190 triliun.  

Dengan melihat kondisi yang terjadi dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir,  tidak berlebihan memang jika pada akhirnya kita beranggapan bahwa bisnis dalam industri FMCG di tahun-tahun mendatang akan menjadi salah satu potensi bisnis terbesar yang ada di Indonesia. Terlebih saat ini dimana kita sudah masuk dalam Era Industri 4.0, maka kondisi ini bisa menjadi trigger utama  guna menunjang perkembangan dan pengembangan bisnis FMCG  untuk seluruh Indonesia.  

Besarnya potensi yang dimiliki oleh industri FMCG tidak saja di lihat oleh pelaku bisnisnya sendiri, tetapi hal itu pun turut di analisa oleh konsultan asing  yang juga menganalisa perkembangan bisnis FMCG yang ada di Indonesia. Adalah lembaga bisnis sekelas Mc Kinsey  yang telah melakukan survey dan memberikan analisa terkait besarnya potensi bisnis tersebut. Dalam analisa-nya Mc Kinsey memaparkan bahwa potensi bisnis e-commerce Indonesia hingga tahun 2022 mampu menyentuh angka Rp948 triliun.

Sungguh sebuah angka yang fantastik yang sudah pasti membuat pelaku bisnis dalam industri tertarik untuk mengembangkan bisnisnya di Indonesia.   Sebenarnya berkembangnya bisnis e-commerce adalah alternatif solusi terbaik yang bisa di laksanakan dalam kaitan industri retail. Dimana jika konsep retail modern masih terus di pertahan-kan dengan banyaknya keterbatasan yang ada dari mulai sulitnya melakukan pengembangan bisnis ke daerah-daerah terpencil hingga kemungkinan akan mahalnya cost operasional sebagai akibat dari tingginya cost delivery untuk produk-produk tersebut.

Maka kehadiran sistem bisnis yang ber-konsep e-commmerce menjadi strategi terbaik bagi pebisnis FMCG agar mereka bisa mendistribusikan produk-produknya di seluruh penjuru Indonesia.   Tingginya prediksi yang bisa di capai oleh industri FMCG, khususnya dari strategi penjualan melalui e-commerce hingga tahun 2022 memang mesti diantisipasi sedari dini. Kenapa, karena jika kita kurang bisa memaksimalkan potensi yang ada dengan besarnya prediksi bisnis  yang bisa di harapkan. Jangan harap kita bisa mendapatkan peluang yang begitu menarik. Karena  hingga saat ini, sekalipun kita sudah masuk Era Industri 4.0. 

Ternyata ketika kita bicara soal bisnis e-commerce masih ada beberapa masalah yang bisa menghambat jalannya perkembangan dan pengembangan bisnis e-commerce di Indonesia. Pertama : Ternyata bisnis FMCG mengalami kesulitan untuk dapat membangun kinerja perusahaan yang sesuai kondisi melihat adanya keterbatasan  dalam hal sumber daya manusia dan masalah financial-nya. Kedua  : Terhadap hadirnya begitu banyak  kanal atau metode penjualan secara online misalnya melalui  website, hingga platform marketplace ternyata banyak pelaku bisnis e-commerce yang mengalami kewalahan untuk menjalankan tugas-tugas yang berhubungan dengan pekerjaan administratif.  


POTENSI Rp 948 TRILIUN BISA DI RAIH DENGAN MEMAKSIMALKAN POTENSI SISTEM CRM UNTUK PELAKU BISNIS FMCG  

Di balik tantangan pasti ada peluang, itulah konsekuensi sebuah bisnis. Begitu pula dengan apa yang terjadi pada bisnis FMCG. Setidaknya ada beberapa faktor yang bisa menjadi trigger sehingga bisnis ini bisa menjadi sebuah potensi ekonomi yang bisa diandalkan tidak saja untuk pelaku industrinya sendiri tetapi juga untuk sektor pendukung lainnya.  

Minimal  tiga faktor berikut bisa menjadi sebuah kabar baik bagi para pelaku bisnis dalam sektor industri FMCG saat ini dan ke depan. Dimana ketiga hal itu adalah ; (1) Indonesia sebagai negara sedang  berkembang, maka karakter masyarakatnya yang konsumtif menjadi potensi market yang bisa di andalkan untuk bisnis tersebut (2) Jumlah penduduk Indonesia yang saat ini saja sudah berada di angka 267 juta jiwa sudah merupakan surga bagi pelaku bisnis FMCG.

Namun hal itu masih bisa berkembang, dimana bonus geografi Indonesia akan membuat jumlah penduduk Indonesia cenderung akan terus berkembang hingga pada akhirnya pada masa ke-emasan Indonesia di tahun 2045. Menuju tahun 2045 jelas jangka waktu yang masih relatif cukup lama. (3) Terbukanya kemungkinan untuk pengembangan sektor bisnis penunjang yang akan selalu menjadi supporting bagi perkembangan dan pengembangan industri FMCG. 

Dimana beberapa sektor bisnis penunjang  itu adalah  : industri yang menyediakan bahan baku, industri transportasi, industri pergudangan, dan masih banyak industri pendukung lainnya.   Pada akhirnya kita bisa melihat bahwa berkembangnya industri FMCG akan membawa dampak positif bagi berkembangnya industri lainnya. Pada akhirnya hal itu akan membawa dampak bagi perubahan tren dalam masyarakat yang berupa terjadinya perubahan relevansi produk terhadap tren kesehatan, kenyamanan dan kebahagiaan masyarakat yang menjadi target utama dalam industri FMCG di Indonesia.  

“ Bisnis FMCG adalah sebuah bisnis yang fokus utamanya adalah melayani customer, jadi strategi memenangkan persaingannya dapat dilakukan jika pelaku industri mampu memiliki  cakupan data base yang lengkap dari customer,” kata Handri Kosada, CEO Barantum.com.  Perspektif inilah yang menurut  Handri bisa di implementasi-kan dengan memaksimalkan fungsi dari aplikasi CRM guna mendapatkan data base customer yang ter-update dari customer. Itulah kenapa, lanjut Handri, jika pelaku industri FMCG ingin menguasai market atau setidaknya membuat customer menjadi loyal customer maka aplikasi CRM bagi perusahaan adalah sebuah  keharusan yang mesti di jalankan.    

discuss-like Suka
icon bagikanBagikan
0 Komentar

Diskusi Populer

Top Member