Hasil Tes COVID-19 Negatif Bukan Berarti Anda Tidak Terpapar

Luthfiana Mifta . June 22, 2020

Foto: CNN Indonesia


Teknologi.id - Kalian berencana pergi ke coffe shop dengan teman-teman minggu ini, atau berencana untuk mengunjungi keluarga? Kamu merasa sehat, bahkan hasil tes COVID-19 negatif. Apakah aman untuk pergi?

Seberapa baik tes COVID-19 bekerja pada orang yang merasa sehat belum bisa diketahui. Semakin banyak virus pada seseorang yang belum memunculkan gejala, akan selalu ada kemungkinan untuk terus menyebarkan COVID-19 tanpa disadari. Jadi, ketika orang-orang berkumpul seperti demonstrasi, pesta ulang tahun, makan malam, dan semua pertemuan sosial yang membentuk kehidupan normal baru (new normal), mereka harus bersaing dengan ketidakpastian bahwa hasil tes negatif tidak selamanya aman. "Jika mereka melakukan kontak berisiko, mereka tentu akan terinfeksi. Mereka tidak bisa dites karna hasilnya akan negatif dan merasa baik-baik saja", kata A. Marm Kilpatrick, ahli ekologi penyakit di UC Santa Cruz dikutip dari The Atlanta.

Baca juga: COVID-19 Meningkat, Apple Store yang Sudah Buka Kembali Ditutup8 Hal yang Perlu Diperhatikan untuk Mulai Membangun Startup

Masih belum jelas seberapa baik tes COVID-19 dalam menemukan kasus-kasus presimptomatik. Setelah Virus Corona menemukan inang baru, virus ini akan membajak sel inang untuk menyalin dirinya sendiri. Jumlah virus akan terus berkembang dari waktu ke waktu, yang bisa memakan waktu 2 hingga 14 hari tetapi rata-rata 5 atau 6 hari sebelum memunculkan gejala.

Hanya ada sedikit data tentang bagaimana tes awal COVID-19 dapat mendeteksi infeksi sebelum timbulnya gejala. Sebuah studi  menggunakan tujuh penelitian kasus COVID-19 menunjukkan bahwa tingkat hasil tes negatif palsu adalah 100 persen pada hari pertama paparan, kemudian turun menjadi 38 persen pada hari kelima (ketika gejala rata-rata muncul) dan minimum 20 persen pada hari ke delapan. Tetapi dalam mencari literatur, para peneliti ini hanya menggunakan satu kasus di mana seorang pasien diuji sebelum merasa sakit.

Selain itu, model penelitian ini tidak membahas kelompok lain yang tidak pernah mengalami gejala sama sekali. Seperti dikutip dalam The Atlanta, "Penelitian ini tidak memberikan informasi tentang orang-orang yang tidak menunjukkan gejala secara permanen," kata Justin Lessler, seorang ahli epidemiologi di Universitas Johns Hopkins yang ikut menulis penelitian.

Baca juga: Sempat Hilang, Benarkah Whatsapp sedang Uji Coba Hilangkan Fitur Status Online?

FDA (Food and Drug Administration) Amerika Serikat memperingatkan bahwa hasil tes negatif bukan berarti tidak terinfeksi. Hasil tes yang negatif harus dipertimbangkan dalam konteks paparan terbaru seseorang, riwayat, maupun adanya tanda-tanda dan gejala klinis infeksi COVID-19.

Pertimbangkan kembali keputusan kalian untuk mengunjungi keluarga atau kerabat meskipun hasil tes negatif. "Jika kamu memiliki gejala atau bekerja di tempat di mana berisiko tinggi untuk terpapar, meskipun hasil tes negatif, tolong pertimbangkan kembali," kata Steven Woloshin, Wakil Direktur Pusat untuk Kedokteran dan Media di Dartmouth Institute, dikutip dari The Atlanta.

(lm)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar