"The Start-up of You", Meniti Karir Bagaikan Membangun Startup

Teknologi.id . March 11, 2022
The Startup of You - Ant's Site
Foto: Ant's Site


Teknologi.id - Semua orang sejatinya memiliki sisi entrepreneur di dalam dirinya masing-masing. Bukan berarti kita bisa dengan mudah langsung mendirikan perusahaan kita sendiri, melainkan diri kita sendirilah yang merupakan perusahaan yang harus dikelola untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Gagasan tersebut coba disampaikan oleh Reid Hoffman seorang investor dan salah satu co-founder LinkedIn, bersama dengan Ben Casanocha, seorang penulis dan blogger Silicon Valley, dalam buku yang berjudul "The Start-up of You".

Dengan premisnya, "Adapt to the Future, Invest in Yourself, and Transform Your Career" setidaknya sudah menggambarkan bagaimana Reid dan Ben mengekspos gagasan untuk menganggap diri ini bagaikan sebuah perusahaan startup, dengan kita sebagai bosnya sendiri.

Mengapa startup? Karena umumnya perusahaan startup bersifat dinamis, mudah beradaptasi secara cepat dengan perubahan, serta inovatif. Ide ini relevan jika diterapkan dalam kerangka profesi sebagai pekerja atau pun freelance. Mengelola resiko, dinamis, adaptif, inovatif dan kolaboratif dapat diterapkan dalam perjalanan meniti karir di sebuah korporasi atau pun saat membangun kompetensi pribadi.

Buku "The Start-up of You" ini mengungkap gagasan segar tentang pengembangan karir: bagaimana kita bisa mengembangkan karir dengan metode yang digunakan untuk mengembangkan startup? Bagaimana kita bisa mengibaratkan karir kita sebagai produk, dan membangunnya dengan metode yang terukur sekaligus adaptif terhadap perubahan masa depan?

Reid dan Ben menyisipkan berbagai studi kasus dan tips praktis dalam buku ini, sehingga sangat membantu kita untuk merencanakan karir, terutama bagi yang sedang merintis karir di masa yang penuh gejolak ini.

Chapter 1 - Why all humans are entrepreneurs


Why Entrepreneurship is now for Everyone
Foto: LinkedIn


Mengapa semua manusia pada dasarnya adalah pengusaha atau entrepreneur? Ya, karena kita semua memiliki kecenderungan untuk menciptakan sesuatu, dan itulah dasar dari kewirausahaan. Bahkan nenek moyang kita beradaptasi dengan tantangan yang mereka hadapi dan menciptakan aturan-aturannya sendiri untuk bisa bertahan hidup. Namun, seiring berjalannya waktu, kita melupakan itu semua dan cenderung berperilaku seperti buruh saat ini.

Apa itu pola pikir entrepreneur?

Seorang entrepreneur terbiasa dengan tingkat entropi yang tinggi. Kapasitas untuk beradaptasi dalam lingkungan yang berubah dengan cepat adalah apa yang membuat seorang entrepreneur menjadi hebat.

Mengapa kita membutuhkan pola pikir entrepreneur?

Karena globalisasi dan digitalisasi yang terus berkembang, di mana keamanan kerja tidak seperti dulu. Kerja keras dan niat baik tidak lagi cukup untuk menaiki tangga perusahaan, mendapatkan pekerjaan, atau pun sekedar mempertahankan posisi kerja.

Kita tidak dapat mengandalkan pihak pemberi kerja untuk memastikan kesuksesan kita. Itu artinya kita harus berinvestasi pada diri kita sendiri, kita harus memikirkan karir kita bagaikan sebuah perusahaan yang harus kita kelola sendiri,

Mengapa penting untuk mulai berpikir seperti seorang entrepreneur?

Kesuksesan itu tidak datang sendiri begitu saja, kita harus terus berinovasi dan tumbuh untuk maju dan menghadapi perubahan apa pun.

Apa itu pola pikir Beta Permanen?

Pola pikir dan mental untuk bertahan mengelola resiko ala seorang entrepreneur diperlukan untuk bisa terus bertahan, tumbuh berkembang dalam profesi apapun. Berhubung kebutuhan terhadap suatu keahlian dan produk senantiasa berkembang dalam suatu proses karir atau pun dunia usaha, Reid dan Ben menawarkan konsep “Beta Permanent”.

Yaitu konsep di mana kita senantiasa menempatkan aktifitas profesional dalam fase yang harus terus menerus diasah atau pun diperbaiki. Istilah “beta” ini biasanya digunakan untuk fase peluncuran suatu produk teknologi ke market yang masih belum 100% sempurna, untuk dapat mendapatkan umpan balik dari pengguna, sehingga perlu terus dilakukan perbaikan untuk bisa mendapatkan hasil sempurna.

Keterampilan utama apa saja yang harus dikembangkan?

Ada 6 keterampilan utama yang harus kita kembangkan:

- mengembangkan keunggulan kompetitif,

- berpikir dalam kerangka perencanaan ABZ

- menciptakan jaringan profesional

- mengidentifikasi dan membuat peluang

- mengelola risiko

- belajar memanfaatkan kecerdasan jaringan.

Tujuannya apa?

Apa tujuannya mempelajari dan menerapkan itu semua? Yang pertama yaitu kita harus bisa bertahan dari setiap periode perubahan, dan yang kedua selain hanya bertahan, kita juga harus terus berkembang dalam lingkungan ekonomi global baru.

Chapter 2 - How to develop a competitive advantage

Mengapa kita perlu mengembangkan keunggulan kompetitif?

Sebagian besar hal yang layak dikejar dalam kehidupan kita tentunya melibatkan persaingan yang besar-besaran. Untuk itu, kita harus bisa membuat perbedaan pada diri kita dengan menemukan apa yang langka dan berharga yang ada dalam diri kita sendiri. Ini adalah proses yang terus berkelanjutan sampai kita meninggal nanti.

Bagaimana cara mengidentifikasi keunggulan kompetitif diri kita?

Keunggulan kompetitif adalah perpotongan antara aset yang kita miliki, aspirasi dan nilai kita, serta realitas yang ada di pasar.

How to End up with a Career That You Never Wanted

Apa itu aset?

Aset adalah sesuatu yang sudah diri kita miliki. Ada beberapa jenis aset, yakni Soft Assets (keterampilan, reputasi, personal branding, koneksi) dan Hard Assets (modal: uang tunai, saham, harta benda).

Mengapa aset itu penting?

Mengejar Soft Assets akan memungkinkan kita untuk tetap relevan secara ekonomi, sedangkan Hard Assets tentu membuat semuanya menjadi lebih mudah ketika harus dihadapkan pada periode keuangan yang sulit.

Apa itu aspirasi dan nilai?

Aspirasi adalah tujuan kita, sedangkan nilai mewakili apa-apa saja yang kita hargai dalam hidup ini.

Mengapa kita membutuhkan aspirasi dan nilai?

Keduanya memungkinkan kita untuk bekerja lebih keras dan lebih baik. Dalam lingkungan yang kompetitif, daya tahan adalah kuncinya.

Apa itu realitas pasar?

Tidak ada aset atau aspirasi yang memungkinkan kita berkembang jika mereka tidak dibutuhkan oleh pasar. Fokus pada kebutuhan orang-orang, bicarakan dengan mereka untuk mengetahui apa sebenarnya hal-hal yang mereka butuhkan. Hal-hal inilah yang disebut realitas pasar.

Bagaimana ketiganya bisa bersinergi?

Kita harus menyesuaikan keahlian dan modal yang kita miliki dengan realitas pasar, tentunya sambil tetap menyadari aspirasi dan nilai-nilai yang kita punya. Setiap bagian harus terus bergerak dan perlu sering dievaluasi ulang.

Chapter 3 - How to plan to adapt


Adaptability: The Simple Secret to Success and Survival | Memories and Such
Foto: Memories and Suchs


Luangkan waktu untuk melakukan perencanaan, tetapi jangan pernah memiliki rencana yang terlalu kaku. Sukses adalah serangkaian pilihan yang disiplin, tidak acak, tetapi juga bukan hasil dari rencana yang kaku, melainkan fleksibel.

Apa itu ABZ Planning?

ABZ Planning adalah metodologi untuk membuat pilihan rencana agar meminimalkan risiko namun tetap fleksibel, serta dilengkapi dengan trial and error. Intinya, ABZ Planning merupakan susunan rencana yang terdiri tidak hanya satu rencana, agar lebih fleksibel ketika satu rencana mengalami kegagalan.

Apa itu Plan A?

Plan A adalah rencana yang kita lakukan saat ini.

Apa itu Plan B?

Plan B adalah rencana yang dapat kita jadikan suatu "poros atau pivot" ketika kita perlu melakukan perubahan rencana, entah karena Plan A tidak berhasil atau terancam, atau karena hadirnya peluang yang lebih baik. Pivot selalu sesuatu yang berbeda, tetapi terkait.

Apa itu Plan Z?

Plan Z merupakan rencana yang bisa kita jadikan sandaran jika semua Plan A dan Plan B gagal.

Bagaimana kita membuat rencana?

Rencana yang kita buat harus memanfaatkan keunggulan kompetitif yang kita miliki saat ini, tetapi ada beberapa aturan praktis yang dapat kita ikuti untuk menyusun rencana yang tepat, yakni:

1) memprioritaskan pembelajaran untuk memaksimalkan pendapatan dan kepuasan dalam jangka panjang,

2) belajar dengan bereksperimen tetapi meminimalkan biaya kegagalan

3) berpikir ke depan

4) mengembangkan personal branding

Chapter 4 - Why we need a network


4k group business people silhouette talking Stock Footage Video (100%  Royalty-free) 10556345 | Shutterstock
Foto: Shutterstock


Mengapa kita membutuhkan jaringan?

Kita tidak bisa melakukan apapun sendirian. Kita membutuhkan partner dan penasihat untuk mengembangkan karier kita. Manusia adalah makhluk sosial: terkadang, koneksi yang kuat lebih penting daripada keterampilan itu sendiri.

Bagaimana kita membangun hubungan profesional?

Selalu berpikir jangka panjang. Ini bukan transaksi bisnis, jadi berempatilah (cobalah memahami apa yang dibutuhkan orang lain) dan memberilah terlebih dahulu.

Jangan terlalu banyak perhitungan atau pun berpikir tentang apa untungnya bagi kita. Yang paling penting, lakukan dengan sukarela dan senang hati.

Bagaimana caranya memperluas jaringan kita?

Jika jaringan kita sudah mapan, akan lebih mudah untuk saling diperkenalkan ke rekan-rekan yang berbeda jaringan, sehingga dapat berpeluang melipat gandakan jaringan yang kita miliki saat ini.

Apa yang membuat suatu jaringan itu hebat?

Keragaman dan kedekatan antar individu di dalam jaringan akan membuat jaringan tersebut lebih kuat. Keragaman memperluas peluang yang akan kita dapatkan, sementara kedekatan akan membuat hubungan di dalam jaringan menjadi lebih bermanfaat.

Bagaimana cara menjaga hubungan dengan orang lain?

Memberi tanpa mengharapkan kembali. Jadilah seorang yang tulus. Jangan pernah menghubungi seseorang yang hilang kontak sejak lama hanya karena ada sesuatu yang kita butuhkan.

Chapter 5 - How to pursue breakout opportunities

Apa itu breakout?

Breakout adalah proyek, koneksi, atau pengalaman yang mengarah pada pertumbuhan karier yang cepat. Peluang breakout dihasilkan dari keberuntungan, tetapi juga dari kemampuan kita untuk melihatnya.

Mengapa kita membutuhkan rasa ingin tahu?

Keingintahuan diperlukan untuk menemukan dan mengejar peluang. Rasa keingintahuan inilah yang akan membantu kita untuk menumbuhkan keberuntungan.

Di mana kita menemukan peluang?

Selalu ada orang yang memegang peluang. Jadi sebisa mungkin perbanyak bertemu dengan orang baru, baik online, di acara networking, atau di tempat yang lebih informal.

Chapter 6 - How to take intelligent risks

How Quality Managers Can Manage Risk | Business Improvement Architects
Foto: Business Improvement Architects


Mengapa kita harus mengambil risiko?

Risiko adalah bagian dari kehidupan, kita tidak bisa menghindarinya. Mengambil risiko cerdas secara teratur membuat kita menjadi lebih tangguh dalam jangka panjang, karena hal itu mengkondisikan kita untuk berpikir lebih baik dan lebih cepat, bahkan ketika kita mengalami periode yang paling kacau.

Apa itu risiko cerdas?

Ketika kebanyakan orang menganggap suatu hal tersebut berisiko, jangan ikuti pendapat mereka, buat pendapat kalian sendiri. Ambil risiko yang dapat kita pulihkan sendiri atau sesuaikan dengan ABZ planning yang kita punya.

Chapter 7 - Who you know is what you know

Bill Gates pernah berkata bahwa cara terbaik untuk menonjol di tengah orang banyak adalah dengan melengkapi diri kita dengan informasi yang tepat sebanyak-banyaknya. Cara kita menggunakan informasi tersebut dapat menjadi faktor penentu antara keberhasilan dan kegagalan.

Dengan memberikan informasi ke jaringan yang kita miliki, itu akan membentuk suatu lingkungan dengan kemampuan kecerdasan yang tak terduga.

Apa itu kecerdasan?

"Kecerdasan adalah informasi yang dapat ditindaklanjuti dan melingkupi semua fakta-fakta bisnis."

Bagaimana kita mengumpulkan kecerdasan?

Caranya yaitu dengan berbicara kepada orang-orang yang ada di jaringan kita. "Kecerdasan jaringan" ini akan memandu kita menjadi lebih baik dan lebih cepat daripada proses penelitian panjang yang berisiko. Mulailah dari pendapat orang-orang, kemudian rumuskan pendapat kita sendiri, lalu lakukan riset pribadi untuk memantapkannya.

Seorang entrepreneur akan mengandalkan kecerdasan untuk menyelesaikan permasalahannya. Ketika masa sulit, mereka akan menggunakan kecerdasan jaringan mereka untuk terus maju. Dengan mengumpulkan semua kecerdasan dari lingkup jaringannya, entrepreneur dapat menavigasi situasi apa pun dengan mudah.

Demikian pula, jika kita mengumpulkan semua kecerdasan yang diperlukan untuk pekerjaan dan karir kita, sehingga dapat mengambil tindakan yang tepat, kita akan jauh melesat di depan yang lain.

(dwk)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar