"Simplify Your Work Life", Bekerja Produktif Namun Tetap 'Waras'

Teknologi.id . March 24, 2022
Simplify your work life | Love Goddess Healing
Foto: Love Goddess Healing


Teknologi.id - Pekerjaan seringkali bisa menjadi sangat melelahkan dan menguras waktu serta tenaga. Sebagian besar diantara kita bekerja sampai lupa waktu, lupa makan, bahkan hingga melewatkan momen-momen bersama keluarga. Dan akhirnya terperangkap dalam pekerjaan tanpa menikmati pekerjaan itu sendiri.

Akibatnya, stres pun tak terhindarkan. Bukan hanya stres biasa, tekanan akibat pekerjaan ternyata juga bisa membawa masalah kesehatan seperti burnout syndrome, yang ditandai dengan kelelahan secara fisik dan emosional.

Jika kondisi seperti ini terus terjadi dan dibiarkan, kita bisa saja mulai kehilangan minat pada pekerjaan, hingga akhirnya produktivitas kerja pun menurun. Tak hanya itu, seiring berjalannya waktu, kehidupan pribadi kita juga bisa menjadi terganggu.

Elaine St. James, melalui bukunya Simplify Your Work Life (2001) mengungkapkan cara-cara untuk menyederhanakan kehidupan kerja, agar kehidupan kita menjadi lebih seimbang dan tetap waras.

Dengan kehidupan kerja yang lebih disederhanakan, akan memberi kita kesempatan untuk bekerja secara lebih efisien, produktif, dan optimal, serta memberi kita waktu untuk menata kehidupan pribadi dan finansial.

7-step process to simplify your life and be successful | Lifestyle News,The  Indian Express
Foto: The Indian Express

Kurangi jam kerja dan belajar “mencuri” waktu

Kini semakin banyak orang yang menyadari perlunya mengurangi jam kerja untuk memperoleh hidup yang lebih seimbang. Intinya, tanamkan di pikiran kita bahwa kita tetap bisa bahagia, produktif dan sukses meskipun bekerja 40 jam atau kurang per minggunya. Bertekadlah untuk mengurangi jam kerja hingga 40 jam selama tiga hingga enam bulan ke depan. Lalu bertahap mengurangi hingga 30 jam seminggu.

Kuncinya adalah kerjakan apa yang betul-betul perlu dilakukan, dan jangan mencemaskan hal lain yang kurang relevan. Dengan proses penyederhanaan ini, kita dapat memiliki waktu lebih untuk menikmati hidup, merenung, melakukan kegiatan yang selalu ingin dilakukan seperti berolahraga, berkumpul bersama keluarga, mengerjakan hobi atau mempelajari sesuatu yang baru.

Berikut ini beberapa trik sederhana yang membantu mengubah kebiasaan di kehidupan kerja kita:

- Tinggalkan tas kerja di kantor (Hindari kebiasaan bekerja di rumah sesudah jam kantor)

- Jangan bekerja di akhir pekan (Itu tandanya pekerjaan kita belum maksimal di hari kerja)

- Berliburlah dan ambil cuti panjang (Banyak perusahaan mulai sadar pentingnya libur untuk produktivitas kerja)


Planning Your First Family Camping Trip
Foto: AAA


Otak dan tubuh kita membutuhkan waktu untuk berpikir, mengolah dan memilah-milah kembali pikiran kita sampai menemukan suatu gagasan yang akan mengarah ke tujuan yang benar-benar kita inginkan. Untuk itu, luangkanlah waktu untuk berpikir. Tekadkan untuk mengurangi jam kerja secara setahap demi setahap.

Meskipun kita sedang sibuk dalam suatu pekerjaan, belajarlah “mencuri” waktu. Luangkan lima menit setiap akhir kerja untuk mengatur rencana kerja keesokan harinya.

Bersikaplah selektif dan cermat dalam menjadwalkan tugas serta janji, manfaatkan teknologi dengan bijaksana dan belajarlah menangkap informasi dengan cepat.

Ciptakan irama hidup yang memungkinkan kita menikmati apa saja yang akan kita lakukan.

Singkirkan hal-hal yang mengalihkan perhatian


7 Distractions Keeping You From Being Productive – The Productivity Expert
Foto: The Productivity Expert


Setelah berhasil mengurangi jam kerja, kita akan merasa lebih produktif, pikiran lebih jernih dan tenang. Keadaan ini akan memudahkan kita untuk memusatkan perhatian pada pekerjaan yang sedang kita kerjakan dan mampu menyelesaikan lebih banyak pekerjaan.

Meski begitu, selalu ada saja sesuatu yang dapat mengalihkan perhatian kita dari pekerjaan. Latihlah diri kita untuk menjauhkan gangguan seperti misalnya membuka video dan media sosial di waktu kerja produktif.

Kebiasaan untuk menunda-nunda pekerjaan merupakan musuh dari produktivitas. Hargailah diri kita setiap kali kita berhsail tidak menunda-nunda pekerjaan.

Saat merasa kewalahan bekerja, berhentilah sejenak. Gunakan beberapa jam untuk rehat dan menikmati waktu tenang. Kita bisa berjalan di sekitar kantor, menikmati secangkir teh atau kopi, atau pun sekedar melihat pemandangan di luar kantor. Hal ini perlu kita lakukan untuk mengurangi rasa jenuh. Sekembalinya dari rehat tersebut, yakinlah kita dapat merasa lebih produktif.

Hal itu juga terbukti dari penelitian ilmiah yang menyebut bahwa ketika kita tersenyum dan tertawa, zat endorfin terlepas ke dalam otak dan menenangkan perasaan serta pikiran. Kita dapat memanfaatkan endorfin ini untuk kepentingan di tempat kerja. Salah satu cara melakukannya adalah dengan mempelajari seni tersenyum dalam hati dan bersikap positif terhadap segala tantangan.

Tingkatkan efektivitas dalam hubungan kerja


The Link Between Employee Engagement and Customer Satisfaction
Foto: HR Gazette


Mengatakan “tidak” dalam dunia kerja tidak haram, kok. Belajar menolak sesuatu yang memang seharusnya kita tolak dengan bilang tidak.

Kita harus belajar mengutarakan kebenaran yang kita yakini. Ini satu-satunya cara efektif untuk memberitahukan pendirian kita.

Meski begitu, kita harus bisa bekerja efektif dengan atasan. Delapan puluh persen kepuasan atasan terhadap kita, terletak pada hanya 20% kinerja kita. Tugas pertama untuk bersikap efektif adalah dengan mencari tahu mengenai kinerja 20% kita itu. Lalu, pastikan kita untuk memusatkan perhatian pada kinerja 20% tersebut, sehingga tepat sasaran terhadap apa yang atasan harapkan dari kita.

Selain itu, tingkatkan juga efektivitas bekerja dengan bawahan. Bila kita menugaskan mereka sebuah proyek, pastikanlah mereka benar-benar paham apa yang diharapkan perusahaan. Sehingga mereka tidak membuang waktu dan menghasilkan sesuatu yang berbeda dari harapan. Berilah pengakuan dan pujian pada karyawan yang telah berhasil melakukan sesuatu dengan baik.

Bekerjalah efektif dengan rekan kerja. Selalu bersikap terbuka untuk belajar dari orang lain tentang apa yang telah mereka lakukan untuk bekerja lebih efisien dan baik. Hindari membandingkan diri dengan orang lain secara negatif. Bantulah rekan kerja yang butuh bantuan sehingga bisa menciptakan energi positif dengan mereka.

Kelola finansial secara efisien


Financial Literacy - Overview, Benefits, Importance
Foto: Corporate Finance Institute


Banyak orang berpikir bahwa dengan mengurangi pekerjaan, maka keuangan mereka juga akan berkurang. Penelitian Thomas Stanley dan William D.Danko dalam “The Millionaire Next Door” menjelaskan bahwa orang dengan pendapatan tertinggi sekalipun, tidak dapat dikatakan kaya. Kebiasaan mengeluarkan uang lebih besar dari pendapatan lah yang menjadi sandungan terbesar.

Rumus efisien untuk mengelola uang adalah dengan menabung dan menginvestasikannya, bukan malah membelanjakannya lebih banyak dari pendapatannya.

Jadilah pembelanja yang sadar diri. Perhatikan alur keuangan keluar masuk, sisihkan dana untuk pengeluaran tak terduga dan untuk pendidikan, atau pun untuk investasi sederhana. Hitunglah pendapatan bulanan setelah dipotong pajak dan pahami dasar-dasar peraturan pajak.

Berikut ini 3 langkah penting yang harus dilakukan untuk mencapai efisiensi finansial:

- Hitung jumlah kemampuan keuangan & jangan melampaui batas

- Sisihkan sebagian keuangan dan investasikan dalam jangka waktu panjang

- Jangan pernah menyentuh simpanan pokok

Ubah cara pandang terhadap pekerjaan


Start your experience — SABR
Foto: REGARDBTP


Mulailah membayangkan kehidupan kerja yang membuat kita lebih maju, kreatif, produktif, dan sukses. Bayangkan kehidupan kerja yang memungkinkan kita melewatkan waktu bersama orang-orang yang kita sayangi. Bayangkan kehidupan kerja yang penuh dengan kegembiraan di antara rekan, klien dan juga keluarga, teman, masyarakat.

Mungkin tidak semua yang kita bayangkan itu dapat terjadi selama hidup kita, namun berimajinasi adalah awal perubahan. Kemajuan dan perubahan yang terjadi di tempat kerja seringkali bisa terwujud karena adanya orang-orang yang berimajinasi dan mewujudkannya.

Menurut penelitian psikolog Abraham Maslow 30 tahun lalu, menegaskan bahwa orang-orang yang berfungsi penuh, produktif dan gembira memiliki satu persamaan: mereka melakukan pekerjaan yang mereka senangi. Dan itu masih berlaku hingga saat ini.

Pastikan kita tahu dari lubuk hati yang terdalam, jika kita melakukan sesuatu yang memang ditakdirkan untuk kita, kita akan maju terus dengan penuh percaya diri dan melakukan segalanya dengan baik.

Melakukan pekerjaan yang kita senangi memang bukanlah satu-satunya cara untuk menyederhanakan kehidupan kerja kita, tetapi merupakan salah satu cara yang paling efektif.

Kita perlu melakukan perubahan dalam cara kerja maupun cara pandang terhadap pekerjaan. Janganlah menunda untuk melakukan pekerjaan yang kita senangi. Jika bukan sekarang, kapan lagi?

(dwk)

author1
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar