Viral Tagar #AdaApaDenganGojek di Twitter dan Kebijakan Blunder Gojek

Viral Tagar #AdaApaDenganGojek di Twitter dan Kebijakan Blunder Gojek. Foto: Akurat.co

Teknologi.id - Beberapa waktu belakangan, dilansir dari cuitan warga Twitter, banyak sekali pengguna aplikasi Gojek yang mengalami kesulitan untuk mendapatkan driver yang mau memberikan layanan baik untuk GoRide, GoFood, hingga GoCar. 

Rating aplikasi Gojek Driver pada PlayStore juga terpantau rendah. Hal tersebut bisa terjadi dikarenakan driver beramai-ramai memberikan rating buruk dan melakukan protes mengenai kebijakan perusahaan yang semakin mencekik. 

Sumber: Twitter

Sebenarnya, bagaimana kebijakan yang diterapkan oleh Gojek sehingga marak terjadinya mogok kerja oleh para mitra alias driver yang selama ini menggantungkan hidupnya pada aplikasi ini?

Dilansir dari cuitan berupa thread akun Twitter @GojekOnTwitt mengenai 5 kebijakan blunder Gojek yang hingga artikel ini dibuat telah mendapat 286 Retweets, 88 Quote Tweets, dan 459 Likes.  

“ 5 kebijakan blunder @gojekindonesia di sektor @gofoodindonesia yang jadi perbincangan time line akhir-akhir ini membuat pertanyaan #AdaApaDenganGojek “ Tulisnya.

This tweet is unavailable

Berdasarkan cuitan tersebut, terlihat kekecewaan para driver dan mitra Gojek mengenai kebijakan yang semakin merugikan mereka. 

Baca juga: Makin Gampang, Begini Cara Beli Tiket KRL Pakai GoTransit

Pada artikel ini, Tekmin akan merangkum lima kebijakan yang memberatkan para mitra Gojek berdasarkan akun @GojekOnTwitt.

  • 25 trip/hari

Dalam kurun waktu 15 jam dalam sehari (7 pagi hingga 10 malam), driver dipaksa untuk menyelesaikan minimal 25 trip. Kebijakan ini jauh berbeda dengan era bonus beberapa waktu lalu yaitu sebanyak 20 trip. 

  • Tarif bawah Rp.8.000

Tarif minimum yang disahkan oleh Kementerian Perhubungan RI pada awal tahun 2020 hanya diadopsi Gojek pada sektor Ride saja. 

  • Poin disamaratakan

Akun ini menyatakan bahwa seharusnya pihak Gojek mengerti dan membuat poin GoFood lebih besar dibandingkan layanan lainnya. Hal tersebut dikarenakan penyelesaian order untuk satu GoFood saja dibutuhkan waktu yang lama. 

  • Gojek Bike

Menyusutnya order di beberapa kecamatan karena hadirnya Gojek Sepeda atau GoBike dengan tarif yang tidak masuk akal. Hal ini kerap dinilai tidak tepat sasaran.

  • Parkiran abu-abu

Masih banyak lokasi yang seharusnya berbayar akan tetapi pihak Gojek tidak mencantumkan beban parkir pada aplikasi sehingga driver harus adu argumen terlebih dahulu dengan customer. 

Baca juga: Fitur Baru Whatsapp: Sembunyikan Last Seen dari Beberapa Kontak

"Ini hanya rangkaian rangkuman dari keluh kesah driver beberapa hari belakangan ini, semoga @gojekindonesia @gofoodindonesia evaluasi agar semua bisa mencapai titik temu ketimbang gofood ditinggalkan padahal sektor ini menjadi titik rezeki selama pandemi” imbuh admin @GojekOnTwit sebagai penutup. 

Cuitan yang cukup viral ini, rupanya dapat menarik atensi masyarakat dan turut berempati serta mendukung hak-hak dari mitra kerja salah satu perusahaan startup unicorn Indonesia ini. 

(kssa)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar