Toko Mainan ‘Toys R Us’ Menjadi Korban Dari Revolusi Digital

Transformasi digital yang terus terjadi membuat berbagai perusahaan dunia maupun lokal tersingkirkan. Salah satu penyebabnya karena berubahnya cara konsumen dalam membeli barang ataupun jasa. Beberapa perusahaan dunia raksasa yang tidak mampu bertahan akibat revolusi digital ini diantaranya Kodak, Disc Tara, Payless Gymboree, dan yang belum lama ini Toys R Us. Guru Besar Manajemen UI, Renald Kasali menuturkan perusahaan tersebut bisa bangkrut karena tidak bisa membaca tren yang saat ini sedang terjadi. Perusahaan menganggap bahwa perubahan yang terus terjadi adalah hal biasa yang begitu saja. Padahal, ketika perkembangan terus terjadi, satu per satu perusahaan konvensional akan mulai tersingkirkan. Toko mainan dunia Toys R Us menjadi salah satu contoh yang belum lama ini terkena disruption. Toko ritel penjual mainan global tersebut memiliki jaringan 1600 toko pada 38 negara. Semuanya telah mengalami penurunan dan sedang mengajukan perlindungan dari kebangkrutan. David Brandon selaku CEO Toys R Us menjelaskan salah satu penyebab jatuhnya jaringan toko yang sudah memiliki 64 ribu pegawai tersebut karena hantaman toko ritel online. Salah satunya peritel online yang terbesar di Amerika Serikat yaitu Amazon.com. Saat ini Rhenald sedang melakukan riset dengan Universitas Cambridge. Meskipun riset tersebut belum sampai pada tahap kesimpulan, tetapi sudah mulai terlihat indikasi adanya sektor-sektor lain di luar ritel yang bakal terkena dampak gelombang digitalisasi. Perbankan juga akan merasakan akibatnya. Karena nantinya kemungkinan kantor-kantor cabang akan tutup, teller akan hilang, bisnis remittance dan pembayaran akan pindah, bahkan kredit pun akan beralih. Industri pendidikan juga kan berpengaruh. Hal tersebut memungkinkan karena munculnya online learning. Transportasi sudah pasti mengalami efek yang cukup besar. Karena mulai hadirnya transportasi online yang dirasa pengguna lebih efektif. Sumber: Dirangkum dari liputan6.com