BRIN Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Prancis di Bidang Nuklir

Aprilia Khairul Amalia . July 04, 2022

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengadakan pertemuan dengan para petinggi pemerintah di Bidang Nuklir di Prancis, Rabu, 29 Juni 2022. Foto: BRIN

Teknologi.id - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko mengadakan pertemuan dengan para petinggi pemerintah di bidang nuklir di Prancis, Rabu (19/6/2022) lalu. Melalui pertemuan ini, Handoko menjajaki peluang untuk kerjasama dengan Perancis dalam pengembangan teknologi nuklir di Indonesia. 

Dalam pertemuan tersebut, Handoko menyampaikan dua hal penting terkait rencana pengembangan sektor nuklir di Indonesia, yaitu peningkatan dan perbaikan infrastruktur nuklir dan peningkatan kapasitas bangunan. 

"Pertama, kami berencana untuk meningkatkan dan memperbaiki infrastruktur nuklir yang ada di Indonesia, salah satunya yang akan diperbaiki adalah reaktor nuklir. Kedua, kami masih membutuhkan SDM di bidang teknologi nuklir," kata Handoko di situs BRIN.  

Baca juga: Vladimir Putin Tawarkan Proyek Industri Nuklir di Indonesia

Handoko berharap melalui pertemuan ini, pihaknya dapat membuka kerjasama dengan Prancis sebagai salah satu negara maju di bidang teknologi nuklir untuk meningkatkan dan memajukan energi nuklir di Indonesia.   

Beberapa pejabat tinggi di bidang nuklir hadir dalam pertemuan tersebut, termasuk Direktur Institut Internasional Energi Nuklir (I2EN), Karen Daifuku, Wakil Direktur Hubungan Internasional CEA (Komite Energi Alternatif dan Energi Atom), Pascal Chaix, Pengembangan Proyek Baru Nuklir EDF (Electricité de France), Laurent Fabre, Divisi Nuklir Bureau Veritas, dan Boulesteix Frédérique dari IRSN (Institut De Radioactif et De Sorete Nucléaire ), Erik Dagorn.  

Foto: BRIN

Dalam pertemuan tersebut, Handoko memperkenalkan BRIN sebagai lembaga penelitian pemerintah yang ada di Indonesia, dan menjelaskan bahwa Badan Tenaga Nuklir Nasional yang dulu dikenal dengan komunitas nuklir Prancis, kini telah terintegrasi tergabung dalam BRIN. 

“BRIN merupakan gabungan dari beberapa lembaga penelitian, termasuk Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), yang telah banyak dikenal oleh komunitas nuklir di Prancis. Mungkin sebagian dari Anda, ada yang mengetahui atau pernah bekerjasama dengan BATAN, maka pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan bahwa misi dan fungsi BATAN sekarang sudah dilimpahkan ke BRIN,” imbuhnya.  

Selama  tahun integrasi BATAN ke BRIN, lanjut Handoko, beberapa penilaian dilakukan untuk pengembangan teknologi nuklir ke depan. “Beberapa penilaian telah dilakukan di sektor program, sumber daya manusia, infrastruktur dan keuangan untuk kegiatan program. Kajian ini untuk pengembangan nuklir ke depan, tidak hanya  untuk energi tetapi juga untuk bidang-bidang seperti kedokteran, industri dan lain-lain,” jelasnya. 

Wakil Direktur Hubungan Internasional CEA, Pascal Chaix, mengatakan pembahasan rinci pembangunan nuklir di Indonesia akan diperdalam pada pertemuan berikutnya. Pertemuan dengan CEA telah berlangsung pada 30 Juni 2022 lalu. Pertemuan lain juga akan dibahas lebih lanjut. Pada intinya, Prancis siap membantu BRIN  meningkatkan teknologi nuklir  di Indonesia. 

Baca juga : Tiongkok Jadikan Minecraft Sebagai Pilihan Mata Kuliah, Kamu Tertarik?

Direktur I2EN Karen menyampaikan undangan pertemuan yang diselenggarakan oleh Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) di Prancis, sebagai tuan rumah. “Pada kesempatan ini, saya juga akan mengundang perwakilan dari Indonesia untuk menghadiri kursus teknis IAEA di bidang ekonomi, yang dijadwalkan pada Oktober 2022,” katanya. 


Pada hari yang sama, delegasi BRIN juga mengunjungi  Centre National de la Recherche Scientifique (CNRS). CNRS adalah pusat penelitian ilmiah nasional terkemuka di Perancis yang telah diakui oleh dunia dan secara internasional untuk kualitas penelitian ilmiah yang sangat baik. CNRS menjadi acuan dalam dunia penelitian dan pengembangan, serta bagi masyarakat umum. 


CNRS ini ditempatkan di bawah pengawasan Kementerian Pendidikan Tinggi dan Penelitian Prancis. CNRS memiliki lebih dari 11.000 peneliti dan 13.000 pengawas yang tersebar di seluruh dunia. Pemerintah Prancis telah menugaskan CNRS dengan tujuan meningkatkan pengetahuan untuk melayani masyarakat.  


Pertemuan ini juga bertujuan untuk mempresentasikan BRIN  kepada CNRS. Terkait pendanaan penelitian di BRIN, Handoko menjelaskan bahwa berbagai program hibah penelitian tidak hanya dapat dimanfaatkan oleh peneliti BRIN tetapi juga dapat dimanfaatkan oleh peneliti di luar BRIN. “BRIN memiliki program afiliasi dengan mobilitas penelitian, termasuk kunjungan profesor, beasiswa pascadoktoral, gelar penelitian, dan dukungan penelitian untuk para mahasiswa,” jelasnya.  


Pada pertemuan ini, pihak CNRS dan BRIN sepakat untuk terus bekerjasama dalam penelitian, baik dalam bentuk pengiriman peneliti dari BRIN ke CNRS atau pengiriman peneliti dari CNRS ke Indonesia. Selanjutnya, BRIN dan CNRS akan berkolaborasi dalam skema pendanaan penelitian.

(AKA)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar