Alibaba Terancam Denda Rp 14 Triliun, Jack Ma "Digembosi"?

Teknologi.id . March 12, 2021
Foto: The Japan Times


Teknologi.id - Berita negatif bertubi-tubi menghantam Jack Ma usai kontroversinya mengkritik pemerintahan China beberapa bulan lalu.

Terkini, Alibaba, perusahaan e-commerce terbesar di Tiongkok, menjadi perusahaan Jack Ma lain yang diinvestigasi secara resmi oleh pemerintah China terkait dugaan melakukan praktik monopoli.

Alibaba sebenarnya sudah diinvestigasi sejak Desember 2020 silam oleh regulator China. Salah satu tuduhannya, Alibaba disinyalir melarang merchant atau pedagang di situsnya mendaftar di platform toko online yang lain.

Baca juga: PC/Laptop Lemot? Begini Cara Tambah RAM Pakai Flashdisk

Atas dasar tuduhan tersebut, regulator anti monopoli China mempertimbangkan untuk menjatuhkan denda lumayan besar terhadap Alibaba jika benar terbukti melakukan praktik monopoli.

Dikutip dari Wall Street Journal, Alibaba kemungkinan akan didenda lebih dari USD 975 juta atau di kisaran Rp 14 triliun. Perusahaan chip Qualcomm sebelumnya pernah didenda sejumlah itu pada tahun 2015 terkait praktik anti kompetisi.

Kesialan Jack Ma yang bertubi-tubi tersebut seakan menegaskan bagaimana dirinya sedang "digembosi" oleh pemerintah China yang tidak terima terhadap kritikannya. 

Sebagaimana diketahui, sebelum Alibaba, perusahaan fintech milik Jack Ma, Ant Financial juga batal melantai di bursa saham berbagai negara.

Hingga saat ini, Ant Financial juga belum diketahui kapan bisa menyelenggarakan IPO, karena perusahaan tersebut juga dikenai regulasi yang ketat oleh pemerintah China.

Baca juga: Bongkar Semua Aktivitas Pacar di Internet dengan Cara Ini!

Seperti diketahui, Jack Ma sempat menghilang dari publik selama 3 bulan setelah mengkritik sistem keuangan pemerintah China. Baru pada awal tahun ini, dia kembali muncul meski masih secara online.

"Xi Jinping menekan perusahaan swasta besar, memastikan mereka bekerja untuk Partai, memastikan mereka tidak terlalu besar. Tidak ada perusahaan swasta yang terlalu besar untuk dihukum," kata Richard McGregor, pengamat dari Lowy Institute belum lama ini.

Meski begitu, menurut Gregor bukan berarti perusahaan-perusahaan swasta tersebut akan dilumpuhkan oleh Xi Jinping.

"Saya pikir Alibaba masih akan menjadi sebuah perusahaan substansial dan Jack Ma tentunya masih akan menjadi pebisnis penting. Tapi sayapnya telah diringkus," kata Gregor mengibaratkan.

(dwk)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar