Foto: Unsplash
Teknologi.id – Pemerintah rupanya mulai serius dalam mewujudkan komitmen net zero emission atau nol emisi pada 2060 atau lebih cepat. Ini membuat berbagai kebijakan termasuk menyusun roadmap demi menghadapi berbagai tantangan serta risiko perubahan iklim di masa yang akan datang.
"Transformasi menuju net zero emission menjadi komitmen bersama kita paling lambat 2060," ucap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.
Untuk mencapai target nol emisi, pemerintah sedang menerapkan lima prinsip utama, yakni peningkatan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT), pengurangan energi fosil, kendaraan listrik di sektor transportasi, peningkatan pemanfaatan listrik pada rumah tangga dan industri, dan pemanfaatan Carbon Capture and Storage (CCS).
Baca juga: Cara Hapus Data Diri Didalam Mobil
"Kami telah menyiapkan peta jalan transisi menuju energi netral mulai tahun 2021 sampai 2060 dengan beberapa startegi kunci," ucap Arifin.
Di tahun 2022 mendatang, akan hadir Undang-Undang EBT. Selanjutnya, pembangunan interkoneksi, jaringan listrik pintar (smart grid) dan smart meter akan hadir di tahun 2024 dan bauran EBT mencapai 23 persen yang didominasi PLTS di tahun 2025.
Di 2027, pemerintah akan mulai menghentikan impor LNG dan 42 persen EBT didominasi dari PLTS di 2030 dimana jaringan gas menyentuh 10 juta rumah tangga, kendaraan listrik sebanyak 2 juta (mobil) dan 13 juta (motor), penyaluran BBG 300 ribu, pemanfaatan Dimethyl Ether dengan penggunaan listrik sebesar 1.548 kWh/kapita.
Lalu, di 2040 mendatang, bauran EBT akan mencapai 71 persen dan tidak ada PLT Diesel yang beroperasi, lampu LED 70 persen, tidak ada penjualan motor konvensional, dan konsumsi listrik mencapai 2.847 kWh/kapita.
Lima tahun setelahnya, pemerintah akan merencanakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama mulai COD.
"Kita juga mempertimbangkan penggunaan energi nuklir yang direncanakan dimulai 2045 dengan kapasitas 35 GW sampai dengan 2060," ucap Arifin.
Lalu, bauran EBT diharapkan sudah mencapai 87 persen pada 2050 dibarengi dengan tidak melakukan penjualan mobil konvensional dan konsumsi listrik 4.299 kWh/kapita.
Dan terakhir, di 2060 bauran EBT telah mencapai 100 persen yang didominasi PLTS dan Hydro serta dibarengi dengan penyaluran jaringan gas sebesar 23 juta sambungan rumah tangga, kompor listrik 52 juta rumah tangga, penggunaan kendaraan listrik, dan konsumsi listrik menyentuh angka 5.308 kWh/kapita-nya.
(MIM)
Tinggalkan Komentar