The Line, Metropolis Rancangan Arab Saudi tanpa Jalan Raya dan Kendaraan

Naufal Fadillah Ramadhan . August 03, 2022

Sumber: Thenextweb

Teknologi.id - Arab Saudi mungkin terkenal dengan citra penghasil minyak. Namun, saat ini, mereka sedang mengembangkan sebuah megaproyek kota "The Line", sebuah kota cermin yang memiliki ukuran dengan tinggi 500 meter, lebar 200 meter, dan panjang 170 kilometer. Konon, kota metropolitan ini akan memiliki populasi 9 juta orang pada tahun 2045 dengan taksiran biaya menghabiskan dana sekitar $1 triliun. Kota ini juga digadang tidak memiliki jalan raya dan kendaraan. Lalu, bagaimana konsep kota ini akan terbangun?

Penduduk masa depan dijanjikan menjadi sebuah "revolusi peradaban". Kota ini dibangun dengan konsep tanpa mobil, jalan, atau emisi karbon. Kereta bawah tanah akan mengangkut mereka tadi dari ujung ke ujung dalam dua puluh menit dan semua fasilitas akan berada dalam jarak lima menit dengan berjalan kaki.

Untuk fasilitas sendiri, kota ini akan berlapis vertikal dengan luas wilayah 34 km persegi. Ruang-ruang yang tersedia, di antaranya adalah ruang bekerja, bersantai, dan rumah akan dapat diakses dalam tiga dimensi, yaitu dimensi atas, bawah, dan seberang. Hal ini terkesan gila. Bagaimana mungkin dapat membuat metropolis dengan konsep seperti itu. Namun, pada nyatanya mereka sudah mulai melakukan konstruksi pada wilayah yang akan dibangun. Minggu ini, pemerintah Saudi Arabia meluncurkan master plan untuk kota baru tersebut.

“Desain yang diungkapkan hari ini untuk komunitas kota yang berlapis vertikal akan menantang kota datar tradisional dan horizontal dan menciptakan model untuk pelestarian alam dan meningkatkan daya huni manusia,” kata Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) dalam sebuah pernyataan.

Akibat  pengembangan The Line, beberapa orang yang telah bermukim lama di wilayah sana akan terdampak pada penggusuran. Ini menjadi salah sati dari pengembangan Neom yang lebih luar di barat lau Arab Saudi. Mereka beranggapan bahwa proyek ini akan menjadi revolusi peradaban di masa depan nantinya. Seorang anggota suku dari masyarakat membuat video yang memprotes penggusuran. Dia kemudian ditembak mati oleh pasukan keamanan Saudi.

Baca Juga: 5 Situs Freelance Terbaik untuk Kamu

Dalam video tersebut, Abdullah Wahim berujar bahwa sejauh ini sudah ada 9 hunian yang telah dirusak. Di wilayah tersebut, masyarakat memprotes keras adanya tindakan pembuatan metropolis ini. Mereka menolak rumah mereka yang sudah mereka lama tinggali harus dijual, bahkan dengan bayaran 100 juta sekalipun. Terlebih lagi, mereka memiliki dokumen resmi terkait kepemilikan lahan dan rumah di sana. Ini yang menjadikan polemik bagi masyarakat bahwa mereka harus diusir. Ini adalah tindakan terorisme.

Selain itu, dia juga menanyakan fungsi dari metropolis ini untuk apa? Apakah akan dibuat klub malam? Sesuatu yang sebenarnya sudah melanggar syariat agama. Padahal mereka sudah nyaman untuk tinggal di sana walaupun daerah tersebut memang less unhabitant. Di sisi lain, NEOM tetap melakukan aksinya untuk menggusur wilayah tersebut yang terdiri dari beberapa desa. Dia juga mempertanyakan [ara para ulama yang menutup mulut seolah dia tidak tahu apa-apa. Beberapa dari mereka juga melakukan tindakan korupsi. Ini yang sangat disayangkan dari masyarakat. Dia menutup perkataanya dengan "Rumah kami tidak dijual. Wilayah ini untuk kehidupan masyarakat, bukan untuk aset properti pemerintah. Semoga Allah memberikan ketenangan hidup dan kedamaian."

Sumber: Thenextweb

Tahun lalu, Josep Bradley, kepala teknologi dan digital di Neom, mengakatan kepada ZDNet kalau dia ingin mengumpulkan 90 persen informasi komunitas. Smart City saat ini, lanjutnya hanya menggunakna 1 persen dari data yang tersedia. Penulis buku "The Smart City in a Digital Wold," mengatakan kepada Inside bahwa hanya transparasi total pada pada pengumpulan yang dapat menghilangkan kekhawatiran tersebut.

Baca Juga: Menkominfo Hadir di Close the Door, Ini Penjelasan Mengenai Judi Online

"Kami tidak memiliki pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dilakukan dengan itu," katanya. “Dari apa yang kami ketahui tentang Arab Saudi, Anda tahu itu tidak mungkin digunakan untuk kebaikan. Komentar oleh MBS semakin memicu ketakutan. Pada 2017, dia mengatakan kepada Bloomberg News bahwa undang-undang Neom tidak perlu melayani warga negara. Hal memicu para kritikus untuk mengkritik proyek yang dianggap hanya ada dalam sains-fiksi.

Dari penjelasan di atas, segala fasilitas yang direncakan ini apakah benar-benar bisa menjasi sebuah solusi. Apakah benar-benar sebuah teknologi masa depan yang berguna? Kota dengan segala kemewahannya akan segera kita nantikan, apakah ini hanya sebuah mimpi belaka atau menjadi sebuah revolusi peradaban yang berguna di masa depan?

(nfr)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar