Teknologi.id - Apple kembali menunjukkan komitmennya untuk berinvestasi di Indonesia dengan mengajukan proposal baru senilai $100 juta atau sekitar Rp1,58 triliun. Proposal ini tidak hanya menjadi kelanjutan dari investasi sebelumnya senilai $10 juta, tetapi juga mencakup rencana ambisius yang dirancang untuk memperkuat posisi Apple di Indonesia serta memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian lokal. Berikut bocoran isi proposal tersebut berdasarkan berbagai sumber terpercaya.
Baca juga: Apple Investasi Rp 1,5 Triliun demi Jual iPhone 16 di Indonesia, Ini Kata Menkomdigi
Poin Utama dalam Proposal
1. Investasi untuk Pusat Pengembangan dan Akademi
Dalam proposal ini, Apple
mengalokasikan $100 juta untuk dua hal utama: pembangunan Product Development
Center dan Professional Developer Academy. Fasilitas ini bertujuan mencetak
talenta lokal yang mampu bersaing di sektor teknologi global. Akademi ini
merupakan bagian dari strategi Apple untuk memperkuat basis pengembang di Asia
Tenggara, terutama Indonesia.
Apple juga menyatakan bahwa
akademi ini akan menjadi platform pelatihan bagi pengembang aplikasi dan
profesional teknologi di Indonesia, meningkatkan daya saing tenaga kerja lokal.
Hingga 2026, Apple berencana mendirikan dua akademi baru di Jakarta dan Bali,
melengkapi tiga akademi yang sudah ada di Indonesia.
2. Produksi Komponen AirPods Max di Bandung
Salah satu langkah strategis
dalam proposal ini adalah memulai produksi komponen Mesh AirPods Max di
Indonesia. Pabrik untuk produksi ini akan dibangun di Bandung dan dijadwalkan
mulai beroperasi pada Juli 2025. Ini menandai langkah pertama Apple dalam
memproduksi komponen hardware di dalam negeri, sekaligus memasukkan Indonesia
ke dalam global value chain Apple.
Keputusan ini tidak hanya
mendorong transfer teknologi tetapi juga membuka peluang kolaborasi dengan
industri lokal. Diharapkan, langkah ini mampu meningkatkan daya saing industri
manufaktur Indonesia di tingkat global.
3. Dukungan Terhadap Persyaratan TKDN
Investasi ini juga berfungsi
untuk memenuhi persyaratan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), yang menjadi
syarat utama agar produk iPhone 16 dapat dijual di Indonesia. Pemerintah
Indonesia mewajibkan perusahaan seperti Apple untuk berinvestasi dalam bentuk
infrastruktur atau manufaktur lokal guna mendapatkan izin distribusi produk di
pasar dalam negeri.
Langkah ini merupakan bagian dari
strategi Apple untuk tetap relevan di pasar Indonesia yang terus berkembang
pesat.
Evaluasi Proposal oleh Kemenperin
Meski proposal ini terlihat menguntungkan, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) masih dalam tahap evaluasi. Menurut juru bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arif, pemerintah mempertimbangkan beberapa faktor sebelum menyetujui proposal ini:
- Keadilan Investasi: Apakah investasi $100
juta tersebut adil jika dibandingkan dengan negara lain seperti Vietnam
atau India yang juga menjadi tujuan utama investasi Apple.
- Dampak Lokal: Sejauh mana investasi ini
mampu menyerap tenaga kerja lokal dan memberikan dampak positif bagi
perekonomian nasional.
- Integrasi dengan Industri Lokal: Kemampuan
proposal ini untuk menjadikan industri dalam negeri sebagai bagian dari
rantai pasok global Apple.
Kemenperin juga menegaskan bahwa
mereka akan menilai apakah investasi ini dapat memberikan manfaat jangka
panjang bagi sektor teknologi dan manufaktur Indonesia.
Relevansi bagi Pasar Teknologi
Indonesia
Investasi Apple ini diharapkan
mampu memperkuat ekosistem teknologi di Indonesia. Dengan pendirian pusat
pengembangan dan akademi baru, lebih banyak talenta muda Indonesia dapat
terhubung dengan teknologi mutakhir dan tren global.
Selain itu, produksi komponen AirPods Max di Bandung juga diharapkan dapat memicu tumbuhnya industri pendukung seperti manufaktur komponen elektronik, logistik, hingga riset dan pengembangan.
Baca juga: Pemerintah RI Tolak Investasi Apple Senilai Rp 1,5 Triliun?
Tantangan yang Harus Dihadapi
Namun, proposal ini tidak lepas dari tantangan. Beberapa pengamat menyebutkan bahwa Apple harus menunjukkan komitmen nyata dalam transfer teknologi dan pemberdayaan industri lokal. Selain itu, pemerintah Indonesia perlu memastikan bahwa investasi ini tidak hanya menguntungkan pihak asing, tetapi juga memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat dan pelaku usaha lokal.
Proposal senilai $100 juta dari
Apple kepada Kemenperin ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat
kehadirannya di Indonesia. Jika disetujui, rencana ini tidak hanya akan membuka
lapangan kerja baru tetapi juga meningkatkan daya saing Indonesia di sektor
teknologi global.
Namun, keputusan akhir berada di
tangan Kemenperin. Pemerintah harus mempertimbangkan manfaat jangka panjang
bagi ekonomi Indonesia sambil memastikan keadilan bagi pelaku usaha lokal
lainnya.
Proposal ini menjadi babak baru
dalam hubungan Apple dan Indonesia, yang jika berjalan lancar, dapat menjadi
pendorong utama bagi pertumbuhan teknologi dan ekonomi digital di tanah air.
Baca Berita dan Artikel yang lain
di Google
News
(emh)
Tinggalkan Komentar