Foto: Unsplash
Teknologi.id – TikTok tengah diselidiki oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat (AS) terkait kasus pelecehan seksual anak (CSAM) dan predator di platformnya.
Penyelidikan ini menyoroti bagaimana TikTok dapat menangani konten yang menggambarkan pelecehan seksual anak dan kontrol moderasi yang diterapkan.
Departemen Keamanan AS tersebut awalnya menduga bahwa fitur Only Me di TikTok telah disalahgunakan untuk membagikan konten seperti CSAM. Fitur ini memungkinkan pengguna menyimpan video TikTok mereka tanpa mempostingnya secara online.
Setelah status video ditetapkan sebagai Only Me, video itu hanya bisa dilihat oleh pemilik akun. Dalam kasus TikTok, video itu dibagikan pada sesama aktor jahat atau predator yang menggambarkan CSAM.
Baca juga: TikTok Hadirkan Efek AR untuk Semua Pengguna
Karenanya, video tersebut tidak pernah sampai ke domain publik dan menghindari deteksi oleh sistem moderasi TikTok. Selain itu, para pelaku juga melakukan praktik berteman dengan seorang anak secara online yang bertujuan untuk melecehkan mereka, baik online atau offline.
Financial Times melaporkan bahwa moderator TikTok tidak dapat mengikuti volume video yang diposting, yang berarti bahwa materi yang kasar sebagian juga sudah diposting ke feed.
TikTok juga dituduh gagal dan tidak seperti jejaring sosial lainnya dalam mendeteksi dan mencegah upaya pelaku kejahatan tersebut.
“Ini adalah tempat yang sempurna bagi predator untuk bertemu, merawat, dan melibatkan anak-anak,” ucap kepala unit investigasi eksploitasi anak di divisi kejahatan dunia maya Homeland Security, Erin Burke.
Burke mengatakan bahwa perusahaan internasional seperti TikTok kurang termotivasi ketika bekerja dengan penegak hukum AS.
“Kami ingin (perusahaan media sosial) secara proaktif memastikan anak-anak tidak dieksploitasi dan disalahgunakan di situs Anda, dan saya tidak dapat mengatakan bahwa mereka melakukan itu, dan saya dapat mengatakan bahwa banyak perusahaan AS yang melakukannya,” tambahnya.
Penggunaan platform oleh predator sangat mengkhawatirkan mengingat TikTok didominasi remaja. Namun, pihak TikTok mengelak dengan mengatakan sudah bekerja sama untuk mengatasi hal ini dengan penegak hukum
"TikTok tidak menoleransi materi pelecehan seksual anak. Ketika kami menemukan upaya apa pun untuk memposting, memperoleh, atau mendistribusikan (CSAM), kami menghapus konten, memblokir akun dan perangkat, segera melaporkan ke NCMEC, dan terlibat dengan penegak hukum jika diperlukan," ucap TikTok.
(MIM)
Tinggalkan Komentar