Teknologi.id - Deep Brain AI, perusahaan berbasis di Seoul yang berfokus dalam artificial intelligence (AI), telah meluncurkan layanan berbayar bernama Re;memory untuk mereka yang ingin berkomunikasi lagi dengan keluarga tercinta yang telah meninggal, meskipun hanya secara virtual.
Sampai saat ini, banyak perusahaan telah menggunakan teknologi AI untuk mengaktifkan percakapan antara orang yang masih hidup dan yang telah meninggal. Ide ini sudah cukup lama muncul dalam dunia teknologi dan telah dicoba dalam banyak versi, baik sebagai chatbot atau bahkan melalui podcast. Sementara beberapa perusahaan mencoba untuk mengembalikan ekspresi wajah orang yang telah meninggal dan menirukan suara orang yang telah meninggal dari rekaman suara yang tersimpan.
Sekarang, Deep Brain AI telah menggabungkan semua fitur tersebut ke dalam satu platform dan meluncurkannya sebagai layanan berbayar bagi mereka yang ingin berkomunikasi dengan keluarga yang telah meninggal.
Baca Juga : Khawatir Tergantikan AI? Software Developers Bisa Mempelajari 6 Keahlian Ini, Lho!
Berbicara dengan Keluarga Tercinta dengan Re;memory
Deep Brain AI dapat merekayasa manusia AI dengan ekspresi wajah, sinkronisasi bibir, dan gerakan yang realistis menggunakan teknologi AI-based image synthesis. Layanan Re;memory memanfaatkan teknologi pengenalan suara dan pemrosesan bahasa alami untuk dapat melakukan percakapan dengan 'keluarga tercinta' secara real-time. Melalui layanan ini, pengguna dapat bertemu kembali dengan dengan keluarga yang telah meninggal selama 30 menit pada sebuah ruang memorial dengan sistem suara berkualitas tinggi dan layar 400 inci. Seseorang juga bisa membuat video biografi yang dipersonalisasi atau mengadakan pemakaman virtual dengan manusia AI tersebut.
Kini, Layanan Re;memory tersedia di seluruh dunia, tapi pelanggan harus datang ke Korea Selatan untuk membuat manusia AI. “To make a digital twin (avatar), we have to film him reading about 300 sentences. So, customers should come to Korea. After the AI goes through the videos with data, the digital twin is completed. The cost of producing a digital twin has been greatly reduced. In the past, it was expensive enough to be used only by companies, but now it’s cheaper,” tutur CEO DeepBrain AI, Eric Jang.
Baca Juga : Gak Cuma Bisa "Joki" Tugas Sekolah, Kamu Bisa Pakai ChatGPT untuk Hal Ini Juga!
DeepBrain AI memperluas pasarnya ke Amerika Serikat dan China
mengumpulkan dana pada Agustus dan memperluas pasar ke Amerika Serikat dan China. Menurut Eric, perusahaan tersebut diharapkan mencapai pendapatan sekitar $7 juta pada tahun ini dan memiliki peluang yang cukup besar untuk menjadi perusahaan AI unicorn di dunia di kalangan startup di Korea.
(ak)