Metaverse, Semesta Baru Di Dalam Internet

Sagara Technology . December 14, 2021

Belakangan ini, istilah ‘Metaverse’ menjadi perbincangan yang menarik di dunia maya. Hal tersebut dikarenakan Mark Zuckerberg, CEO dari Facebook, menyatakan bahwa dia akan mengganti nama perusahaan media sosial terbesar Facebook menjadi Meta Inc. Perubahan nama ini bukan tanpa alasan. Menurut artikel resmi yang dipublikasi pada halaman berita Facebook, perubahan nama ini dilandaskan karena visi perusahaan yang akan berfokus pada pengembangan realita digital bernama Metaverse, dimana perusahaan tersebut ingin melekatkan visi revolusioner ini melalui nama perusahaannya.

Illustration of Metaverse

Istilah Metaverse sendiri bukan merupakan terma baru dalam masyarakat. Merupakan gabungan dua kata “meta” yang berarti “di luar” dan “verse” yang berarti “alam semesta”, kata Metaverse muncul pertama kali dalam novel fiksi ilmiah berjudul Snow Crash yang ditulis oleh Neal Stephenson pada tahun 1992. Dalam novel ini, Metaverse digambarkan sebagai ruang virtual 3D yang sangat detil dimana manusia bisa saling berinteraksi dengan cara terhubung melalui internet beserta dengan teknologi VR dan AR.

Pengaruh Metaverse Pada Kegiatan Manusia

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, Metaverse merupakan realita digital alternatif yang menggunakan koneksi internet dimana manusia bisa ‘hidup’ dan berinteraksi di dalamnya layaknya media sosial saat ini. Akan ada sebuah dunia virtual 3D yang bisa kita jelajahi menggunakan kacamata VR dimana diri kita akan direpresentasikan melalui sebuah avatar. Kita akan mampu melakukan kegiatan yang bisa dilakukan di dunia nyata, seperti mengobrol dengan avatar lain, bekerja, belajar, bermain, menghadiri konser, bahkan melakukan kegiatan jual-beli. Produk digital di Metaverse akan mengikuti seperti yang sudah ada sekarang, seperti tanah, rumah, dan alat transportasi.

Pola seperti ini sudah mulai umum diimplementasikan oleh berbagai pengembang perangkat lunak dan perusahaan teknologi. Contohnya Workplace dari Meta berintegrasi dengan Microsoft Teams yang mendukung kegiatan bekerja dan kolaborasi. Kerjasama ini akan memungkinkan pengguna Teams atau Workplace untuk berinteraksi secara real-time seperti melihat dokumen, memberi komentar, dan mengadakan rapat tanpa harus beralih antar aplikasi, layaknya bekerja seperti biasa di dalam kantor. Selain itu, rumah mode terkenal seperti Gucci juga sudah mulai mengaplikasikan konsep ini dalam penjualan produknya. Pada bulan Mei lalu, Gucci bekerja sama dengan Roblox, sebuah platform permainan daring, melalui program Gucci Garden virtual yang berlangsung selama 2 minggu dimana pemain bisa membeli 31 barang merek Gucci melalui mata uang virtual ‘Robux’.

Teknologi Di Balik Metaverse

Tentunya, Meta tidak akan sendirian dalam mengembangkan Metaverse. Konsep Metaverse sendiri sudah cukup lama dikembangkan oleh beberapa perusahaan teknologi besar. Seperti Cisco dan IBM yang ternyata sudah pernah mencoba mengembangkan konsep ini beberapa tahun yang lalu. Namun karena teknologi yang belum memadai serta pemakaian teknologi AR & VR belum terlalu umum dikenal oleh masyarakat seperti sekarang, maka pengembangan teknologi ini tidak memberikan hasil yang memuaskan. Saat ini, teknologi dan alat yang dibutuhkan sudah tersedia dan terus bertambah sehingga pengembangan Metaverse sudah bisa dilanjutkan. Tidak mau kalah, WIR Group (We Indonesians Rock, Rise, and Rule), perusahaan teknologi AR asal Indonesia pun ikut dalam tren teknologi ini. Bahkan, WIR Group berhasil masuk ke dalam daftar Metaverse Tech Companies to Watch in 2022 versi Forbes GE. WIR Group sendiri telah menjadi perusahaan terkemuka dalam sektor AR-VR di Asia Tenggara.

Perangkat Pendukung VR Untuk Metaverse

Untuk memungkinkan Metaverse terwujud, dibutuhkan beberapa alat dan teknologi yang canggih. Tentunya dibutuhkan perangkat seperti komputer atau ponsel pintar dan jaringan sosial yang terhubung dengan Internet 5G untuk mengakses dunia virtual ini. Dibutuhkan juga alat Realitas Virtual (Virtual Reality / VR) yang bisa memperagakan atau memberikan sensasi nyata pada benda atau lingkungan virtual yang dialami pengguna, seperti kacamata VR ataupun headset VR. Baru-baru ini, Meta juga mengumumkan produk terbarunya, yaitu sarung tangan yang berfungsi sebagai VR controller sekaligus memungkinkan pengguna bisa merasakan tekstur dan pergerakan dari benda yang dipegang dalam dunia virtual. Kemudian, teknologi Realitas Berimbuh (Augmented Reality / AR) dan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence / AI) juga dibutuhkan dalam pengembangan semesta baru ini. AR berfungsi untuk memproyeksikan hal virtual agar berada pada dunia nyata, sedangkan AI digunakan untuk meniru fungsi kognitif manusia. Terakhir, untuk melengkapi pengalaman pengguna melakukan aktivitas di dunia virtual ini, tentu diperlukan alat pembayaran dimana kemungkinan besar akan menggunakan mata uang kripto.

Metaverse, Aman Atau Akan Jadi Ancaman?

Tidak dipungkiri, Metaverse merupakan inovasi teknologi yang sangat progresif dan luar biasa. Dengan adanya kegiatan jual-beli dengan menggunakan mata uang virtual, tidak menutup kemungkinan akan banyak orang yang menggantungkan penghasilannya melalui teknologi ini. Namun, penerapan etika dan aturan legal bagi pengguna harus dibuat dengan jelas dan diawasi dengan sangat cermat guna melindungi keamanan data dan informasi pengguna.

Layaknya inovasi teknologi lain, Metaverse akan menjadi hal yang umum dalam waktu dekat walau saat ini masih terasa asing. Metaverse membuat internet semakin terasa nyata dan akan mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia. Perkembangan teknologi tidak dapat kita hindari dan kita harus bisa selalu beradaptasi, atau setidaknya, siap dan memahami perubahan yang terjadi.


Share :

Sagara Technology

Your Company

Berita Menarik Lainnya