Foto: Freepik.com/rawpixel.com
Teknologi.id - Di era perkembangan kecerdasan buatan (AI) yang semakin maju ini, kekhawatiran dan peringatan tentang potensi bahaya dari teknologi ini telah menjadi perbincangan yang luas. Bahkan, baru-baru ini, beberapa perusahaan teknologi ternama telah mengumumkan kesepakatan bersama dengan Presiden Amerika Serikat pada hari Jumat (21/07/2023) terkait pengembangan AI.
Keberadaan AI sendiri telah memberikan manfaat positif dalam kehidupan sehari-hari, seperti meningkatkan efisiensi waktu, kemampuan untuk mengolah data dalam jumlah besar, dan membantu dalam pengambilan keputusan. Untuk contoh pemanfaatannya sendiri adalah ketika kita berbelanja online dan menerima rekomendasi produk yang sesuai dengan preferensi kita, atau saat kita menggunakan teknologi AI untuk mengedit foto dan memulihkan foto yang rusak dengan mengenali pola gambar.
Baca juga: Perusahaan Teknologi Bersama Sepakat Soal Pengembangan AI, Ini Isinya - Teknologi
Namun, kita perlu ingat bahwa teknologi AI ini tidak hanya digunakan oleh orang-orang yang bertujuan baik. Para penjahat pun dapat memiliki akses ke teknologi ini. Salah satu contoh kejahatan yang dapat dilakukan dengan teknologi ini adalah penggunaan deepfake untuk tujuan negatif, seperti menyebarkan pornografi untuk balas dendam. Sehingga, teknologi ini memungkinkan pelaku untuk menyasar banyak orang dengan cara yang sulit terdeteksi.
4 Kejahatan Potensial yang Mungkin Dilakukan Oleh Pelaku
Dengan melihat bagaimana para penjahat telah beradaptasi dan menggunakan teknologi di masa lalu, tentunya dapat memberikan gambaran tentang bagaimana mereka mungkin akan memanfaatkan teknologi AI ini. Oleh karena itu, perlu adanya kewaspadaan dan tindakan bijaksana dalam mengembangkan dan menggunakan AI, agar teknologi ini tetap bermanfaat bagi semua orang tanpa menimbulkan risiko yang tidak diinginkan.
Dalam menghadapi kenyataan ini, berikut ada empat kemungkinkan potensial yang perlu kita waspadai mengenai bagaimana penjahat dalam memanfaatkan teknologi AI yang dilansir dari The Conversation.
- Peningkatan Kejahatan Phishing
Seperti yang sudah kita ketahui, teknologi kecerdasan buatan (AI) inii telah membantu kita dalam menciptakan berbagai konten, seperti caption, pesan, e-mail, dan sebagainya. Namun, di balik manfaatnya, teknologi ini juga bisa disalahgunakan oleh penjahat untuk menciptakan pesan yang lebih meyakinkan dan masuk akal, sehingga lebih banyak orang menjadi korban penipuan.
Bayangkan saja pesan teks phishing yang biasanya ditulis dengan buruk dan mudah terdeteksi. Sekarang, semua pesan tersebut bisa ditingkatkan kualitasnya sehingga bisa saja sebagian orang yang menerima pesan spam tersebut menjadi yakin hingga memberikan informasi pribadinya, hal ini tentunya berdampak sangat besar. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tetap waspada terhadap segala bentuk penipuan online dan selalu berhati-hati ketika menerima pesan yang meminta informasi pribadi.
- Kejahatan Interaksi Otomatis
Kemudian, pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) memberikan keuntungan dalam mengotomatisasi interaksi pelanggan dan layanan. Saat kamu menghubungi organisasi, biasanya AI yang akan menjadi pihak yang berinteraksi denganmu sebelum berbicara dengan manusia. Dengan begitu, pelanggan dapat menerima respons lebih cepat dan dapat mengoptimalkan efisiensi bisnis.
Namun, perlu diwaspadai bahwa teknologi ini juga bisa disalahgunakan oleh para penjahat. Mereka dapat menggunakan metode serupa untuk membuat interaksi otomatis dengan banyak calon korban. Sebagai contoh, mereka dapat menyamar sebagai bank resmi melalui telepon dan e-mail untuk mencuri informasi pribadi dan uang korban.
Baca juga: OpenAI Tutup Perangkat Lunak Pendeteksi AI, Ini Alasannya - Teknologi
- Teknologi Deepfake
Media sosial telah menjadi ladang bagi para penjahat untuk mencari informasi tentang calon korban mereka. Seperti yang kita ketahui, teknologi kecerdasan buatan (AI) ini memiliki kemampuan untuk "dilatih" dengan data besar dari dunia nyata, agar dapat menghasilkan sesuatu dengan lebih baik lagi. Dalam industri media, contoh teknologi ini adalah deepfake dalam video atau foto.
Sehingga, meskipun teknologi deepfake saat ini mungkin sulit diakses oleh sebagian besar penjahat, namun kemampuan AI dalam meniru cara seseorang dapat disalahgunakan oleh penjahat untuk berinteraksi dengan orang terdekatmu dan bisa memanipulasi dengan cara yang meyakinkan untuk memberikan informasi tentang dirimu kepada mereka. Jika penjahat mendapatkan lebih banyak informasi tentang kehidupanmu, mereka bisa lebih mudah menebak kata sandi atau pin akun-akun pribadimu.
- Teknik Brute Force
Sebagai contoh, jika kamu sering mengunggah konten tentang Taylor Swift di media sosial, penelusuran manual untuk mencari petunjuk kata sandi akan memakan waktu dan usaha yang besar. Namun, dengan bantuan AI, proses ini dapat dilakukan dengan cepat dan efisien. Semua informasi yang dikumpulkan ini dapat digunakan untuk membuat profil tentang dirimu dan dengan demikian memudahkan penjahat dalam menebak kata sandi dan PIN yang kamu gunakan. Oleh karena itu, selalu penting untuk tetap waspada terhadap penggunaan data pribadi di dunia maya dan untuk mengambil langkah-langkah keamanan yang tepat dalam melindungi informasi sensitifmu.
Sebagai contoh, jika kamu sering mengunggah konten tentang artis idolamu di media sosial, tentunya akan meninggalkan jejak data yang telah diakses. Namun, dengan bantuan AI, proses ini dapat dilakukan dengan cepat dan efisien. Semua informasi yang dikumpulkan tersebut kemudian dapat digunakan untuk membuat profil tentang dirimu, sehingga memudahkan penjahat dalam menebak kata sandi dan PIN yang kamu gunakan. Oleh karena itu, selalu penting untuk tetap waspada terhadap penggunaan data pribadi di dunia maya dan mengambil langkah-langkah keamanan yang tepat untuk melindungi informasi sensitifmu.
Baca juga: Buruan Hapus! Ada 6 Aplikasi Chatbot AI Palsu di HP Android dan iOS - Teknologi
Sebagai individu, kita perlu belajar dan berkembang dalam memahami AI serta memiliki sikap skeptis yang sehat. Pastikan untuk memverifikasi kebenaran dari informasi yang kita terima sebelum mengambil tindakan lebih lanjut. Dengan cara ini, kita dapat memanfaatkan potensi AI sekaligus melindungi diri dari ancaman bahayanya.
Sebagai individu, penting bagi kita untuk semua untuk terus belajar dan memahami AI dengan sikap skeptis yang bijaksana. Pastikan selalu memverifikasi kebenaran informasi sebelum mengambil tindakan lebih lanjut. Dengan cara ini, kita dapat memanfaatkan potensi AI secara optimal sambil tetap melindungi diri dari potensi bahaya yang mungkin timbul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(raa)