Foto: Unsplash
Teknologi.id – Microsoft baru-baru
ini memasuki klub paling elit sedunia. Ini karena Microsoft telah menjadi
perusahaan Amerika Serikat kedua yang mencapai valuasi USD 2 triliun atau Rp
28.000 triliun.
Perusahaan cetusan Bill Gates ini mengapit
Apple yang sudah lebih dulu mencapai valuasi tersebut. Perusahaan minyak asal
Arab Saudi, Saudi Aramco, yang go public pada tahun 2019 juga sudah melewati
angka tersebut, dengan valuasinya saat ini USD 1,88 triliun.
Microsoft menembus valuasi USD 2
triliun pada perdagangan pada tanggal 22 Juni 2021. Saat itu, sahamnya naik
1,2% sebelum akhirnya turun lagi saat pasar ditutup. Setelah penutupan saham
Microsoft naik 1,1% ke USD 256,51 dan valuasinya mencapai USD 1,99 triliun.
Microsoft berhasil menjadi perusahaan kedua yang mencapai angka USD 2 triliun hanya 10 bulan setelah Apple meraih pencapaian yang sama di bulan Agustus 2020. Apple saat ini memiliki valuasi sebesar USD 2,24 triliun.
Baca juga: Microsoft Berhenti Support Windows 10?
Kesuksesan Microsoft ini didorong
oleh pandemi COVID-19. Karena banyak orang harus belajar dan bekerja dari
rumah, permintaan terhadap komputer, konsol gaming, dan platform cloud
computing milik Microsoft terus meningkat.
Nilai saham Microsoft naik 64% sejak
Maret 2020. Ini bertepatan dengan momentum pandemi yang memaksa AS untuk
lockdown. Pada April 2021, Microsoft melaporkan laba sebesar USD 14,8 miliar,
naik 38% dari periode yang sama di tahun sebelumnya.
"Lebih dari satu tahun setelah
pandemi, kurva adopsi digital tidak melambat," kata CEO Microsoft Satya
Nadella saat itu.
"Kami membangun cloud untuk
dekade selanjutnya, memperluas pasar kami dan berinovasi di setiap lapisan
teknologi untuk membantu konsumen kami menjadi tahan banting dan
bertransformasi," ucapnya.
Meski saat ini baru Microsoft dan
Apple yang menjadi perusahaan AS bernilai USD 2 triliun, mereka akan segera
disusul oleh raksasa teknologi lainnya.
Amazon dan Google saat ini mengapit erat rekan senegaranya. Setelah penutupan pada hari Selasa, valuasi Amazon mencapai angka USD 1,77 triliun, sedangkan perusahaan induk Google, Alphabet, berada di angka USD 1,67 triliun.
(MIM)