Foto: Unsplash
Teknologi.id – Apple lagi-lagi mendapatkan
permintaan untuk menghapus aplikasi ulasan produk Fakespot dari App Store
miliknya. Permintaan ini muncul setelah Amazon mengeluhkan aplikasi tersebut
memberikan informasi yang menyesatkan dan potensi adanya risiko kebocoran di keamanannya.
Aplikasi ini tak lagi tersedia di App
Store dengan alasan pelanggaran pedoman. Namun, pihak Apple tak segera
menanggapi tentang pedoman App Store mana yang dilanggar oleh Fakespot.
Aplikasi Fakespot merupakan aplikasi untuk
menganalisis kredibilitas ulasan daftar Amazon dan memberinya nilai A hingga F.
Aplikasi ini kemudian memberikan rekomendasi kepada pembeli untuk produk dengan
kepuasan pelanggan yang tinggi.
Amazon sendiri mengatakan bahwa aplikasi ini membawa kekhawatiran ulasan yang tersebar merupakan informasi yang palsu, membingungkan, dan menyesatkan.
"Aplikasi yang dimaksud memberi pelanggan informasi yang menyesatkan tentang penjual kami dan produk mereka, merugikan bisnis penjual kami, dan menciptakan potensi risiko keamanan," ucap juru bicara Amazon.
Baca juga: Ingin Rusak Internet Amazon, Pria ini Diringkus FBI
Menanggapi pernyataan Amazon, pendiri
sekaligus CEO Fakespot, Saoud Khalifah dengan tegas membantah klaim dari Amazon
itu bahwa aplikasi mereka menghadirkan risiko keamanan.
"Kami tidak mencuri informasi
pengguna, kami tidak pernah melakukan itu. Mereka tidak menunjukkan bukti dan
Apple bertindak tanpa bukti," ucap Khalifah.
Khalifah juga mengungkapkan kekecewaannya
karena Apple tak memberikan peringatan lebih dahulu jika aplikasi miliknya itu
akan dihapus dari App Store. Apple juga tidak memberi kesempatan pihak Fakespot
untuk memperbaiki masalah.
"Bayangkan pergi ke penyewa dan
mengatakan Anda harus mengambil semua barang Anda, Anda harus pergi sekarang.
Itulah yang saya rasakan saat ini, jujur dengan Anda," ucap Khalifah.
Sebelumnya, Amazon juga pernah
memberikan pernyataan bahwa salah satu media sosial menyebabkan toko ritel nya
mendapatkan ulasan yang buruk.
Sayangnya, Amazon tak mengatakan apa
media sosial tersebut. Namun, banyak yang menduga bahwa aplikasi itu adalah
Facebook. Media sosial tersebut mengizinkan seseorang membeli dan menjual
ulasan produk palsu, sehingga lebih sulit bagi Amazon untuk mengatasi masalah
itu.
"Beberapa menggunakan layanan
media sosial sendiri. Dalam kasus lain, mereka menyewa penyedia layanan pihak
ketiga untuk melakukan aktivitas ini atas nama mereka," terang pihak Amazon.
"Namun, pelaku jahat sering mencoba mengambil transaksi ini di luar Amazon untuk menghindari kemampuan kami mendeteksi aktivitas mereka dan hubungan antara beberapa akun yang melakukan atau mendapat manfaat dari penyalahgunaan ini," pungkasnya.
(MIM)