author photo
Wiku Baskoro
October 31, 2020

Catatan Proses Belajar Jadi Product Manager #1

Ketika membaca sebuah buku tentang product management di sebuah sore, terbersit sebuah ide untuk menuliskan proses belajar saya dalam sebuah serial catatan online. Tujuannya sederhana, sebagai catatan personal atas pemahaman-pemahaman yang saya dapatkan ketika membaca bab demi bab buku tersebut.

Lalu mengapa tidak menuliskannya di FB Notes*, sekalian kalau ada pemahaman yang salah, rekan-rekan yang lebih mumpuni ilmu tentang product management bisa langsung memberikan komentar atau masukan.

Maka, demikianlah serial notes ini akan dimulai.

Buku yang saya baca berjudul The Practitioner’s Guide to Product Management yang diterbitkan oleh General Assembly. Saya dapatkan buku ini diskon seharga 60 ribu rupiah saja. Beruntung sekali. Pertemuan dengan buku ini sudah layaknya jodoh.

Saya mencoba belajar tentang product management secara serampangan. Berbekal sedikit ilmu tentang Lean, Design Sprint dan metode-metode untuk membuat minimum viable product, langsung nyemplung bikin produk berbasis teknologi di tempat saya bekerja. Namun saya merasa sangat kurang dari sisi pengetahuan. Akhirnya saya mencoba belajar dari bacaan-bacaan online serta buku digital lewat aplikasi Bookmate.

Setelah selang beberapa bulan, saat berjalan-jalan di sebuah mall di Jakarta, tidak sengaja lewat toko buku yang di depannya ada rak buku diskon. Sekali lewat ternyata saya melihat buku dari General Asembly ini tergolek di atas tumpukan buku diskon tersebut, saya ambil, saya balik untuk melihat harganya dan langsung tergoda. Akhirnya buku ini jadi buku panduan dasar untuk mengenal dan belajar menjadi product manager (selanjutnya disebut PM).

Saya masih dalam tahap awal membaca buku ini, kesibukan menjadi ‘tukang bersih-bersih’ di kantor menjadikan waktu untuk membaca terkadang kelewat, apalagi godaan scrolling timeline media sosial memang susah untuk dihindarkan. Belum lagi rencana membeli heroinceran di game Mobile Legends masih menjadi tujuan hidup saya akhir-akhir ini.

Meski demikian, saya merasa keputusan untuk membeli buku ini adalah tepat. Karena meski apa yang dijelaskan di buku ini tergolong mendasar untuk topik product management, namun ternyata itulah yang saya butuhkan untuk membangun pola pikir mendasar biar tidak salah langkah dalam prosen belajar menjadi product manager.

Beberapa hal yang saya dapatkan dari halaman-halaman awal buku ini antara lain:

1. PM itu layaknya superman yang harus memiliki mindset cukup luas dan beberapa ketertarikan (atau lebih baik keahlian) di beberapa bidang.

2. Ada 3 elemen utama yang musti diseimbangkan oleh seorang PM. Elemen itu antara lain UX, Tech, Business. Diseimbangkan ini berarti seorang PM haru berada di titik tengah yang beririsan dengan 3 elemen tersebut. Secara sederhana tujuannya agar produk yang dihasilkan bisa dekat dengan pengguna (sisi UX), harus bisa memberikan masukan bagi perusahaan (sisi bisnis) dan harus bisa menggunakan teknologi yang tepat dalam dinamika perkembangan teknologi dewasa ini (sisi teknologi).

3. Seorang PM haruslah memiliki kesabaran setingkat suhu layaknya di film Kungfu jadul agar bisa bekerja sama dengan tim yang terlibat dalam pengembangan produk.

4. Seorang PM harus terikat dengan produk sedemikian rupa sehingga bisa menjaga visi dalam pengembangan produk, tetapi tidak boleh memakai kaca mata kuda alias tidak boleh memiliki prinsip ‘produk aing kumaha aing’. Harus terbuka atas masukan, baik dari tim atau dari olah data selama pengembangan produk

5. Tidak ada yang abadi dalam dunia per-product management-an jadi harus jadi anak gawol a.k.a selalu update dengan perkembangan dunia product management, termasuk studi kasus, perkembangan ilmu, framework, tools dan segala hal yang melingkupi dunia product management.

6. Tidak ada jurus jitu yang bisa disamaratakan dalam semua kasus. Mirip dengan bermain Dota 2, setiap hero tidak bisa dilawan dengan satu hero yang itu-itu aja, setiap permainan memiliki banyak faktor dan tidak pernah sama. Jadi setiap kasus alias proses pengembangan produk di sebuah perusahaan akan berbeda dengan perusahaan lain. Harus bisa mengelola formula apa yang cocok atau sesuai dengan pengembangan yang dilakukan.

Baru satu bab lebih sedikit, jadi sekiranya baru itu yang bisa saya sharing. Serial catatan ini juga mungkin akan memuat beberapa ide atau catatan yang saya dapatkan dari sumber-sumber lain selain dari buku.

Saran, kritikan bisa dimuat di kolom komentar. Tentu saja yang diharapkan adalah diskusi yang bermanfaat dan membangun. Karena tujuan saya membagikan proses ini adalah untuk berbagi dan saling berkembang bersama.

Terima kasih, sampai jumpa di catatan yang kedua.

*Tulisan ini pertama kali dimuat di FB.

discuss-like Suka
icon bagikanBagikan
0 Komentar

Diskusi Populer

Top Member